Iran telah menjatuhkan vonis lima tahun penjara terhadap seorang perempuan Inggris keturunan Iran yang dituduh berupaya menggulingkan pemerintahan, demikian laporan sebuah situs berita di Iran hari Minggu (22/1). Mizan Online mengutip seorang jaksa mengatakan hukuman terhadap Nazanin Zaghari-Ratcliffe itu sudah final. Jaksa Abbas Jafari Dolatabadi tidak merinci lebih jauh.
Zaghari-Ratcliffe – yang bekerja untuk Thomson Reuters Foundation, suatu yayasan amal yang berada di bawah naungan kantor berita Reuters – ditangkap pada April 2016 ketika berupaya meninggalkan negara itu bersama putrinya yang masih kecil, yang kini masih berada di Iran bersama keluarganya setelah pihak berwenang menyita paspornya.
Suaminya – Richard Ratcliffe – mengukuhkan bahwa pengadilan banding telah memperkuat hukuman, yang dijatuhkan atas tuduhan “melawan kepentingan nasional”. Pihak keluarga membantah bahwa Zaghari telah melanggar hukum.
Sejak Republik Islam Iran mencapai perjanjian nuklir dengan negara-negara adidaya pada tahun 2015, kelompok garis keras yang berada di badan keamanan dan kehakiman menangkap sejumlah orang yang memiliki dwi-kewarganegaraan dengan alasan keamanan.
Iran tidak mengakui dwi-kewarganegaraan, yang berarti orang yang ditahan tidak bisa mendapat bantuan konsuler. Sebagian besar orang yang terlibat kasus dwi-kewarganegaraan menghadapi tuntutan secara rahasia dalam sidang tertutup di Pengadilan Revolusioner Iran, yang menangani kasus-kasus yang mencakup dugaan upaya menggulingkan pemerintahan.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyampaikan keprihatinan atas kasus Zaghari-Ratcliffe dalam pembicaraan melalui telpon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani bulan Agustus lalu. [em/ii]