Kelompok warga suku Tidung dan Bugis, yang terlibat dalam bentrokan berdarah sejak hari Minggu lalu, sepakat mengakhiri konflik, dengan menandatangani kesepakatan damai, pada Rabu malam.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kalimantan Timur, Luther Kombong, dari lokasi kejadian menyampaikan kepada VOA, kesepakatan damai itu digagas oleh kepala adat dan suku dari kedua belah pihak, disaksikan anggota DPD Kalimantan Timur, aparat pemerintah setempat, serta kepolisian.
Luther Kombong mengatakan, kedua pihak berusaha meredam agar konflik tidak meluas ke masalah Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Konflik bermula dari tindak pidana murni, akibat ulah beberapa pemuda yang sedang mabuk minuman keras.
“Pertama kami datang ke kelompok (warga) Bugis tadi dan mereka bisa menerima. Kesepakatan ini, intinya memahami bahwa masalah ini bukan masalah suku dan agama, serta golongan, tetapi murni masalah individu dan kriminal yang (akan) diserahkan kepada pihak kepolisan. Dan kemudian masing-masing massa membubarkan diri,” ungkap Luther.
Luther Kombong mengharapkan, pada masa yang akan datang bentrokan antarwarga semacam ini tidak akan berulang dan meluas seperti konflik etnis dengan senjata tajam, di Sampit pada tahun 1997 silam.
“Disepakati juga untuk tidak membawa senjata-senjata tajam atau senjata-senjata api di tempat umum. Kalau kedapatan membawa, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang,” jelas Luther lagi.
Hari Selasa siang, Kepolisian Tarakan telah menangkap dua orang yang diduga kuat sebagai pelaku dalam pembunuhan Abdullah, seorang warga Bugis. Mereka adalah Baharudin alias Bahar (20 tahun) dan Badarudin alias Ada (16 tahun).
Namun, pada Selasa malam, bentrokan terjadi lagi. Sekitar 300 warga membakar rumah milik Sani, salah seorang tokoh suku Bugis Latte Pinrang. Dua orang tewas dalam peristiwa ini, sedangkan empat orang lainnya luka-luka.
Di Jakarta, Presiden Yudhoyono memerintahkan Kapolri menjaga keamanan di Tarakan, hingga konflik betul-betul selesai.
“Saya telah menerima laporan dari Kapolri, dan memberikan instruksi kepada Panglima TNI dan Gubernur Kalimantan Timur. Sebab kejadian seperti ini harus segera diatasi dengan langkah-langkah cepat dan harus sampai tuntas. Saya himbau kedua komunitas yang sedang terlibat dalam perselisihan dapat menahan diri, dan siapa yang bersalah, maka hukum harus ditegakkan,” kata Presiden Yudhoyono.
Mabes Polri telah mengirimkan 172 personel Brimob dari Kelapa Dua untuk mendukung pasukan Polres Tarakan. Pasukan diberangkatkan pukul Selasa dinihari, dari Bandara Soekarno-Hatta dan saat ini masih bersiaga penuh di Tarakan.