Filipina, yang masih dalam pemulihan dari pertempuran tahun lalu melawan sekelompok pemberontak Muslim yang anti-pemerintah dan terinspirasi oleh ISIS, menghadapi peningkatan kekerasan oleh kelompok pemberontak lainnya dari wilayah yang sama dan dengan ideologi yang mirip.
Konflik baru ini akan memperpanjang pertempuran puluhan tahun antara separatis Muslim dan pemerintah Filipina.
Militan Muslim di Mindanao, pulau di Filipina Selatan, meyakini bahwa negara berpenduduk mayoritas Katolik itu bersikap tidak adil dalam mengambil sumber daya meskipun Muslim telah lima abad bermukim di sana. Kekerasan terkait pemberontak telah menewaskan sekitar 120 ribu orang di Mindanao sejak 1960-an.
Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), telah membunuh 10 hingga 25 orang sejak awal Desember dalam serangan-serangan mengejutkan dan berbagai serangan bom, sebut media.
Sebelas orang, termasuk sembilan pemberontak, telah tewas dalam berbagai insiden sejak 25 Desember, kata seorang juru bicara unit infantry setempat, hari Jumat, dan sekitar 300 keluarga tinggal di tempat-tempat darurat untuk menghindari pemberontak.
Juru bicara itu, Kapten Arvin Encinas, mengatakan, kelompok pemberontak memiliki cukup banyak anggota untuk melancarkan kekejaman di kawasan. Itu sebabnya pihak berwenang memperkuat upaya-upaya untuk memastikan keselamatan dan keamanan di daerah Mindanao, lanjutnya. [uh]