Pasukan keamanan Filipina berhasil mengusir para pemberontak Muslim dari sebuah desa di Filipina Selatan. Menurut sejumlah pejabat, langkah segera pasukan Filipina ini dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis serupa yang terjadi di sebuah kota di dekatnya, Marawi.
Sekitar 300 orang bersenjata menyerbu desa Malagakit di propinsi Cotabato Utara, Rabu (21/6) dini hari. Tidak lama kemudian mereka terlibat baku tembak dengan pasukan pemerintah. Belum ada laporan mengenai jumlah korban namun ratusan warga desa dilaporkan pergi menyelamatkan diri. Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, sewaktu berusaha menyelamatkan diri, para penyerang bersenjata menyandera sejumlah warga sipil sebagai tameng.
Para penyerang sempat menduduki sebuah gedung sekolah. Sekolah itu sedang tutup saat terjadi serangan.
Polisi mengatakan, para penyerang adalah anggota kelompok pemberontak yang menamakan diri mereka Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF). Juru bicara kelompok militan itu, Abu Misry Mamah, dalam sebuah wawancara radio, mengukuhkan bahwa mereka melancarkan serangan itu namun tidak berniat menyandera warga sipil.
Militer Filipina mengatakan, BIFF adalah pecahan dari sebuah kelompok pemberontak Muslim terbesar di Filipina, Front Pembebasan Nasional Moro (MLNF). Mereka memisahkan diri sebagai protes terhadap berlangsungnya pembicaraan perdamaian dengan pemerintah.
Kelompok pemberontak ini melemah setelah terlibat perang dengan pasukan pemerintah dan sejumlah komandannya berusaha bergabung dengan kelompok ISIS untuk memastikan adanya masukan dana dari kelompok yang berbasis di Timur Tengah itu. [ab/as]