Kekerasan mencemari obral besar tahunan pasca Thanksgiving Day atau Hari Bersyukur yang dikenal dengan sebutan ‘Black Friday atau Jumat Hitam.’ Black Friday menandai dimulainya musim belanja libur akhir tahun di Amerika.
Pihak berwenang mengatakan seorang perempuan di toserba Wal-Mart di Los Angeles, California, menggunakan semprotan cabai terhadap pengunjung lain yang sama-sama ingin membeli video game Xbox yang diobral. Sebanyak 20 orang cedera dalam serangan Kamis malam itu, banyak diantara mereka mengeluh mengalami rasa terbakar pada tenggorokan serta iritasi pada kulit dan mata. Para penyelidik sedang mempelajari rekaman video untuk mencaritahu siapa perempuan itu. Jika tertangkap, dia akan menghadapi dakwaan kejahatan penganiayaan.
Beberapa insiden penembakan juga dilaporkan di toserba Walmart dan pusat-pusat perbelanjaan lain di seluruh Amerika. Setidaknya dua insiden tampaknya terkait perampokan.
Dalam Obral Jumat Hitam banyak toko memberi diskon besar atas barang-barang berharga tinggi seperti perabot elektronik dan mainan terbaru. Kata hitam dalam Jumat Hitam mencerminkan harapan peritel bahwa obral besar-besaran ini memberi mereka keuntungan dan ditulis dengan tinta hitam dalam neraca pembukuan, alias memperoleh keuntungan. Sedangkan kerugian akan ditulis dengan tinta merah.
Toko-toko juga buka jauh lebih awal daripada biasa, menambah kegairahan pada mereka yang ingin membeli barang dengan diskon sangat besar. Jumat Hitam adalah salah satu hari paling penting bagi industri eceran karena menunjukkan apa yang akan terjadi dalam belanja libur akhir tahun bulan berikutnya, yang merupakan bulan paling menguntungkan bagi mereka dalam setahun.
Tapi tidak semua orang mendukung fenomena tersebut. Para pengunjuk rasa gerakan anti-kapitalis Occupy Wall Street mendorong orang untuk ikut dalam "Hari Tidak Membeli Apapun," untuk memrotes budaya konsumtif.