Kepada VoA di Jakarta, Sabtu, Presiden Direktur Center for Banking Crisis, Ahmad Denny Danuri menilai langkah tepat yang dilakukan BI untuk tidak menurunkan BI rate karena akan berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Ia juga mengingatkan, upaya BI dari sisi moneter untuk perbaikan ekonomi di dalam negeri akan sulit tercapai jika tanpa dukungan kebijakan pemerintah.
Ahmad Denny Danuri mengatakan, “Mempertahankan memang baik tapi sangat baik lagi kalau BI menaikkan sedikit 0,25 basis poin karena kemarin dengan bunga rendah sudah banyak yang capital outflow di negara kita, namun kan kebijakan ekonomi bukan pada sisi moneter saja ada sisi fiskal, fiskal lebih banyak jalan di tempat, pemerintah belum membuatkan kemudahan instrumen-instrumen fiskal buat mendorong pertumbuhan ekonomi, akibatnya kemarin penurunan BI rate yang sebelumnya tidak bisa serta merta perbankan turun bunga kreditnya.”
Ahmad Denny Danuri menambahkan ada tiga hal yang harus diupayakan pemerintah dari sisi fiskal agar ekonomi dapat tumbuh positif. Sementara BI akan mendukungnya melalui kebijakan moneter diantaranya upaya agar nilai tukar rupiah tetap stabil.
“Mempercepat infrastruktur, kedua, kemudahan-kemudahan untuk yang eksportir, yang ketiga yang memudahkan untuk investasi baik awal maupun ekspansi, nah ini yang nggak jalan di pemerintah,” ujar Danuri.
Sebelumnya, Gubernur BI, Darmin Nasution menegaskan adanya beberapa pertimbangan yang menyebabkan BI mempertahankan BI rate di level 6 persen.
“Untuk mempertahankan BI rate pada level 6 persen, tingkat BI rate tersebut kami nilai masih sejalan dengan capaian sasaran inflasi kedepan, upaya menjaga stabilitas sistem keuangan serta tetap kondusif dalam mendukung ekonomi domestik di tengah ketidakpastian perekonomian global.”
BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 sebesar 6,7 persen dan inflasi sekitar 5,5 persen. BI juga menilai kondisi ekonomi Indonesia tahun lalu cukup baik karena tumbuh sesuai target dengan tingkat inflasi rendah.
Bahkan BI optimsitis perbaikan ekonomi tahun ini mampu menyerap investasi asing sekitar 19,2 milyar dollar Amerika, naik dibanding tahun lalu yang mencapai sekitar 18,7 milyar dollar Amerika.
Namun, prediksi BI untuk investasi melalui portofolio akan turun tahun ini menjadi sekitar 3,7 milyar dollar Amerika dibanding tahun lalu yang mencapai sekitar 5,8 milyar dollar Amerika. Penurunan tersebut menurut BI karena perkiraan masih melambatnya perekonomian global akibat krisis ekonomi Eropa.