Perahu kedua dalam dua hari ini telah tenggelam di lepas pantai barat Malaysia, menyebabkan pemerintah berusaha keras menemukan 35 orang Indonesia yang berupaya melakukan perjalanan pulang untuk menunaikan puasa Ramadhan.
Badan maritim Malaysia mengatakan sembilan orang hilang setelah sebuah kapal lagi yang membawa 27 orang warga Indonesia terbalik di lepas pantai barat negara itu, insiden yang kedua dalam dua hari.
Kecelakaan Kamis (19/6) itu terjadi hanya sehari setelah kapal kayu yang membawa 97 orang penumpang terbalik di Selat Malaka saat dalam perjalanan ke provinsi Aceh Indonesia. Setidaknya ada sembilan jenazah yang telah ditemukan. Sedikitnya 26 orang masih hilang. Beberapa puluh kapal dan helikopter terlibat dalam pencarian.
Pejabat badan maritim Mohammad Zuhri mengatakan bahwa kapal yang kedua terbalik Kamis pagi di lepas pantai kota Sepang, tidak jauh dari Kuala Lumpur. Ia mengatakan 18 orang, termasuk empat perempuan, ditolong oleh kapal dagang yang kebetulan lewat tetapi sembilan lainnya masih hilang. Ia mengatakan kapal itu diyakini menuju Tanjung Balai di Sumatera Utara.
Malaysia, yang relatif makmur, menarik pekerja dari negara-negara tetangganya yang lebih miskin, termasuk Indonesia, Myanmar dan Bangladesh. Banyak pekerja yang tidak memiliki surat-surat, dan melakukan perjalanan ke dan dari Malaysia dengan kapal reyot yang kadang-kadang mengalami kecelakaan.
Badan maritim Malaysia mengatakan sembilan orang hilang setelah sebuah kapal lagi yang membawa 27 orang warga Indonesia terbalik di lepas pantai barat negara itu, insiden yang kedua dalam dua hari.
Kecelakaan Kamis (19/6) itu terjadi hanya sehari setelah kapal kayu yang membawa 97 orang penumpang terbalik di Selat Malaka saat dalam perjalanan ke provinsi Aceh Indonesia. Setidaknya ada sembilan jenazah yang telah ditemukan. Sedikitnya 26 orang masih hilang. Beberapa puluh kapal dan helikopter terlibat dalam pencarian.
Pejabat badan maritim Mohammad Zuhri mengatakan bahwa kapal yang kedua terbalik Kamis pagi di lepas pantai kota Sepang, tidak jauh dari Kuala Lumpur. Ia mengatakan 18 orang, termasuk empat perempuan, ditolong oleh kapal dagang yang kebetulan lewat tetapi sembilan lainnya masih hilang. Ia mengatakan kapal itu diyakini menuju Tanjung Balai di Sumatera Utara.
Malaysia, yang relatif makmur, menarik pekerja dari negara-negara tetangganya yang lebih miskin, termasuk Indonesia, Myanmar dan Bangladesh. Banyak pekerja yang tidak memiliki surat-surat, dan melakukan perjalanan ke dan dari Malaysia dengan kapal reyot yang kadang-kadang mengalami kecelakaan.