Jutaan rakyat menuju TPS untuk memilih presiden baru di Filipina, di mana seorang walikota yang suka berbicara lantang dan berapi-api, menurut penghitungan tidak resmi, unggul dalam perolehan awal.
Meskipun sebelum pemilu mulai digelar, Senin (9/5), Rodrigo Duterte, walikota yang sudah lama memegang jagatan di kota Davao, Filipina selatan, itu unggul dalam jajak pendapat hingga 10 persen atas saíngan terdekatnya, Senator Grace Poe dan Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas, calon yang lebih disukai oleh Presiden Benigno Aquino yang akan habis masa jabatannya.
Duterte (71 tahun) mendapat dukungan dengan pidato-pidatonya yang penuh dengan kata-kata yang tidak sopan, dan memberi janji akan memerangi kejahatan dan korupsi, termasuk janji akan mengeksekusi penjahat, serta bualannya yang terkenal kotor mengenai petualangan seksnya, yang membuat orang menyamakannya dengan calon presiden Amerika dari partai Republik Donald Trump.
Seorang calon terkemuka lain, Senator Grace Poe, dikerumuni oleh para wartawan dan pendukung, yang meneriakkan “Ma’am!” ketika ia memasuki sebuah sekolah dasar daerah Manila menuju TPS-nya untuk memberi suara.
Setelah memberi suara, wanita berusia 47 tahun itu, yang berkampanye dengan tema “pemerintahan dengan rasa kasih,” mengatakan kepada para wartawan dia menyerahkan pemilihannya kepada Tuhan, ayahnya, dan bangsanya. Tahun 2004, mendiang ayah Poe, bintang filem action Filipina Fernando Poe Jr., mencalonkan diri untuk menjadi presiden dan kalah dengan selisih tipis. [gp]