Seorang tamu dari Jakarta datang ke studio Andika FM Kediri suatu ketika. Dia memesan segmen talkshow hari itu juga. Padahal, semestinya dia datang ke tempat lain sesuai rencana yang disusun oleh agency periklanan. Uniknya, setelah ditanya lebih jauh, tamu itu datang karena setiap orang yang dia tanya, menyebut Andika FM sebagai radio paling dikenal di Kediri.
Kisah itu diceritakan oleh Rofik Huda, Direktur Utama Kediri FM kepada VOA, untuk menggambarkan bagaimana dampak program Jumat Berkah yang mereka selenggarakan.
“Kami, sehabis itu berdiskusi, kenapa tukang becak, pedagang rokok, juru parkir, itu menyebut Andika ketika ditanya, kira-kira ini karena faktor Jumat Berkah. Karena stasiun kereta itu setiap Jumat menjadi salah satu pangkalan Andika FM menyebarkan nasi bungkus,” papar Rofik.
Jumat Berkah adalah sebuah program kepedulian sosial yang dirintis oleh Rofik bersama kru Andika FM sejak 2015. Tidak berhenti berkutat dengan mikropon, daftar lagu dan pemancar, awak Andika FM kala itu mulai gotong royong mengumpulkan nasi bungkus. Pertama, dari uang mereka sendiri sesuai kemampuan. Minggu-minggu awal program ini berjalan, setidaknya terkumpul 50 bungkus nasi.
Bulan demi bulan berlalu, respon komunitas pendengar Andika ternyata sangat positif. Nasi bungkus datang dalam jumlah semakin besar. Hanya sekitar setahun setelah dirintis, setidaknya seribu bungkus terkumpul setiap Jumat pagi. Sebagai radio informasi, segmen pendengar Andika datang dari kalangan menengah ke atas. “Karena itulah waktu itu terpikir, mengapa kami tidak mengundang kepedulian pendengar kami yang mampu, untuk disalurkan kepada mereka yang kurang mampu. Ternyata responnya luar biasa. Kalau dirata-rata sekarang kami mengelola sumbangan senilai sekitar Rp 50 juta setiap Jumat,” tambah Rofik.
Pendengar yang ingin menyumbang dapat mengantar langsung dalam bentuk nasi bungkus, atau mengirimkan uang. Tim Andika FM akan memeriksa satu persatu nasi bungkus untuk memastikan kualitasnya. Lauk akan ditambahkan jika perlu, berikut air putih dan sendok sebagai satu paket. Jumat pagi, tim bergerak di titik-titik yang ditentukan, meliputi wilayah Kediri, Tulungagung, Blitar, Nganjuk, Jombang, hingga Mojokerto. Sebagai apresiasi, pendengar yang menyumbang akan disiarkan namanya, kecuali mereka tidak berkenan.
Dari sebuah program sosial radio, aksi ini kini telah menginspirasi masyarakat umum dan organisasi di banyak kota di Indonesia. Pembagian makanan pada hari Jumat di masjid-masjid telah menjadi pemandangan umum saat ini.
“Sekarang ini di daerah Karesidenan Kediri, meliputi Tulungagung sampai Jombang, orang-orang membagi nasi bungkus dan juga instansi-instansi, mulai rumah sakit, pemerintah. Saya bilang di on air, tidak apa-apa, tidak harus melalui Andika. Sebab kalau melalui Andika semua, kami juga tidak mampu, tetapi semangat itu kita yang menciptakan. Toh Andika setiap Jumat sudah seribu bungkus lebih. Saya pikir, radio harus melakukan sesuatu yang baru, yang sederhana tetapi bermanfaat langsung bagi publik.”
Andika FM juga menggelar kegiatan wakaf al Quran sebulan menjelang Ramadhan. Setidaknya 10 ribu kitab suci dapat dikumpulkan dan dibagikan ke masjid serta mushola di eks karesidenan Kediri. Dalam setiap kegiatan, Andika FM selalu menegaskan bahwa bantuan tersebut datang dari pendengar mereka.
Inspirasi dari Kediri itu menyebar ke seluruh Indonesia dan salah satunya menggerakkan Rau FM Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Mereka mulai mengumpulkan donasi nasi bungkus sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu. T. Faisal Laksamana, pemilik Rau FM kepada VOA menceritakan, sumbangan kini lebih banyak datang dari Jakarta dan Medan.
Setiap Jumat, setidaknya 250 nasi bungkus dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Untuk Jumat terakhir setiap bulannya, ada tambahan program khusus bagi anak yatim.
“Kita sudah berjalan 1 tahun 4 bulan. Setiap Jumat pagi jam 7-10 kami keliling kota Padang Sidempuan untuk membagi-bagikan nasi bungkus kepada tukang sapu, tukang becak, dan kalau akhir bulan kita berikan juga kepada anak yatim 100 orang. Jumat Berkah kita, disamping bagi-bagi nasi bungkus, dari jam 9-11 kita membuka layanan pengobatan gratis di Studio Rau FM,” tambah Faisal.
Faisal secara terbuka mengakui, program Jumat Berkah ini terinspirasi dari Andika FM Kediri. Melihat foto-foto kegiatan itu, Faisal mencoba menggerakkan potensi yang ada di Padang Sidempuan. Tentu saja, yang dilakukan pertama kali adalah ajakan melalui siaran radio. Setelah itu, Rau FM bekerja sama dengan 15 rumah makan di kota tersebut. Pendengar yang ingin berpartisipasi, dapat langsung memesan nasi bungkus di rumah makan. Pada Jumat pagi, rumah makan yang ditunjuk akan mengantarkan nasi bungkus sejumlah pesanan dari para pendengar.
Rau FM juga membuat standar nasi bungkus yang akan disumbangkan. Dengan lauk yang layak, setiap nasi bungkus bernilai Rp 15 ribu. Pendengar juga bisa menyumbangkan uang, melalui rekening khusus yang dibuat untuk program Jumat Berkah.
Program sosial semacam ini diakui oleh Faisal membawa dampak positif terhadap popularitas Rau FM di masyarakat Padang Sidempuan. “Alhamdulillah positif sekali dampaknya. Kami mengelola sendiri kegiatan ini termasuk pemeriksaan kesehatan gratis yang sudah berjalan 5 bulan ini. Kami juga sediakan juga termasuk obat-obatan yang diperlukan masyarakat kurang mampu,” tambah Faisal.
Untuk sebuah kota kecil seperti Padang Sidempuan, terkumpulnya lebih dari seribu bungkus nasi setiap bulan sudah sangat bagus. Apalagi Faisal menjelaskan, kondisi perekonomian disana tidak sebaik di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Karena itulah, program Rau FM ini justru menjembatani donatur dari kota besar seperti Jakarta dan Medan, dan disalurkan langsung ke masyarakat miskin. Faisal mengaku masih terus menunggu donasi, terutama dari luar Padang Sidempuan, untuk meningkatkan cakupan pembagian nasi bungkus dan layanan kesehatan gratis.
Radio adalah perekat komunitas pendengar yang memiliki potensi tanpa batas. Program-program sosial dari Andika FM Kediri dan Rau FM Padang Sidempuan membuktikan, bahwa dengan tata kelola yang baik potensi itu berdampak maksimal. Bagi bisnis, popularitas radio terangkat. Secara sosial, program ini dinantikan oleh mereka yang tidak beruntung, dan berharap keberkahan pada setiap Jumat. [ns/lt]