Jerman akan melonggarkan sebagian besar kebijakan pembatasan terkait COVID-19 mulai 20 Maret mendatang sementara tingkat infeksi akibat varian omicron menurun.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Rabu (16/2), mendukung rencana yang akan menghapus kebanyakan pembatasan itu dalam tiga tahap, dan menyebut tanggal 20 Maret sebagai “hari kebebasan.”
Keputusan Jerman itu diambil setelah negara tetangganya, Austria dan Swiss, juga menghapus kebijakan pembatasan mereka, meskipun virus itu masih merebak dengan cepat.
Sementara itu, pemimpin China Xi Jinping memberitahu Hong Kong, pada Rabu (16/2), agar mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengendalikan perebakan omicron, setelah Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam tidak memberlakukan langkah pembendungan yang ketat.
Kepala ekskutif Hong Kong itu mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa tidak ada rencana untuk memberlakukan lockdown penuh di pusat finansial itu guna melawan lonjakan baru infeksi virus corona. Pejabat kesehatan mengumumkan lebih dari 1.600 kasus baru COVID-19 pada Selasa (15/2), sehari setelah mencatat rekor infeksi baru sebanyak 2.071.
Pada Senin (14/2) lalu, Lam mengatakan “serangan gelombang kelima epidemi ini telah memukul keras Hong Kong.”
Di seluruh dunia, terjadi hampir 417 juta infeksi COVID-19 dan lebih dari 5,8 juta kematian terkait dengan COVID-19, menurut Pusat Data COVID-19 Johns Hopkins hingga Rabu (16/2). Pusat data tersebut mengatakan lebih dari 10 miliar vaksin COVID-19 sudah diberikan di seluruh dunia. [jm/rd]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.