Tautan-tautan Akses

Jepang akan Gunakan Cadangan Beras Darurat untuk Redam Lonjakan Harga


Tumpukan beras di sebuah supermarket di Tokyo, 22 November 2024. Pemerintah Jepang mengumumkan, 14 Februari 2025, pihaknya akan menggunakan stok beras cadangan untuk meredam lonjakan harga makanan pokok itu. (Foto: Richard A. Brooks/AFP)
Tumpukan beras di sebuah supermarket di Tokyo, 22 November 2024. Pemerintah Jepang mengumumkan, 14 Februari 2025, pihaknya akan menggunakan stok beras cadangan untuk meredam lonjakan harga makanan pokok itu. (Foto: Richard A. Brooks/AFP)

Harga eceran rata-rata untuk sekarung beras seberat lima kilogram adalah 3.688 yen (sekitar Rp 393.000) pada Februari, melonjak dari 2.023 yen (setara Rp 215.423,20) tahun lalu.

Pemerintah Jepang mengatakan, Jumat (14/2), bahwa pihaknya akan melepaskan stok beras yang dicadangkan untuk penggunaan darurat sebagai respons terhadap melonjaknya harga.

Di masa lalu, Pemerintah Jepang memanfaatkan cadangan berasnya selama keadaan darurat seperti gempa bumi besar. Namun, kali ini, Jepang untuk pertama kalinya menggunakan stok beras karena adanya gangguan pada distribusi.

Harga beras terus melambung setelah melonjak pada musim panas lalu karena kekurangan yang dipicu oleh cuaca panas ekstrem pada 2023 mendorong permintaan meningkat pesat.

Jepang terus menghadapi suhu udara yang melonjak. Bahkan, pada 2024 mencatat tahun terpanas karena gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim melanda banyak bagian dunia.

Menteri Pertanian Taku Eto mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah akan melepaskan 210.000 ton beras dari satu juta ton stoknya.

"Kami ingin memperbaiki situasi distribusi yang stagnan dengan segala cara," katanya.

Sebelumnya, pemerintah Jepang berharap harga akan stabil saat padi yang baru dipanen tersedia di pasaran pada musim gugur, tetapi kenaikan harga terus berlanjut.

Harga eceran rata-rata terbaru untuk sekarung beras seberat lima kilogram adalah 3.688 yen (sekitar Rp 393.000) menurut survei pemerintah pada Februari, naik dari 2.023 yen (setara Rp 215.423,20) tahun lalu.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kementerian Pertanian Jepang memutuskan bulan lalu untuk mengizinkan penjualan stok beras pemerintah berdasarkan aturan baru.

Sebelumnya, beras yang ditimbun hanya dapat dilepaskan jika terjadi gagal panen atau bencana yang serius, tetapi perubahan peraturan memungkinkan pelepasan stok ketika distribusi beras dianggap stagnan.

Kementerian harus membeli kembali beras dalam jumlah yang sama dari distributor dalam waktu satu tahun.

Pemerintah memberlakukan undang-undang untuk menimbun beras pada 1995 setelah gagal panen besar dua tahun sebelumnya membuat pembeli berebut untuk membeli bahan pokok tersebut. [ft/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG