Pekerja migran berusia 35 tahun yang diidentifikasi dengan inisial SW itu diketahui berangkat ke Turki sejak Agustus 2024 lewat prosedur resmi. Ia sempat bekerja sebagai pekerja domestik, sebelum beralih menjadi terapis spa di dua hotel berbeda, dan kemudian pindah ke Hera Business Hotel & Spa.
Jenazah Dipulangkan ke Banyuwangi
Menurut pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima VOA hari Selasa, SW baru bekerja selama satu minggu di hotel terakhir itu saat terjadi musibah kebakaran pada 18 Januari lalu. Segera setelah mendapat informasi, KJRI Istanbul menelusuri identitas dan mencari informasi mengenai keluarga korban.
Lewat proses identifikasi melalui video call pada tanggal 19 Januari dengan adik korban, yang juga bekerja sebagai pekerja migran di Taiwan, dipastikan identitas SW. KJRI Istanbul juga menghubungi suami korban untuk memfasilitasi pemulangan jenazah ke tanah air.
“Setibanya di tanah air, pemulangan jenazah akan difasilitasi oleh Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, melalui Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Serang, hingga ke rumah duka di Banyuwangi, Jawa Timur,” tambah pernyataan Kemlu RI.
Sering Terjadi Kebakaran, Otoritas Turki Tutup 253 Hotel
Kebakaran hotel di Atasehir pada 18 Januari yang menewaskan tiga orang – termasuk pekerja migran Indonesia – hanya berselang dua hari sebelum kebakaran dahsyat di Grand Kartal Hotel di Kartalkaya, di barat laut Provinsi Bolu. Tujuh puluh delapan orang tewas dan 51 lainnya luka-luka dalam insiden yang berawal dari kebakaran di bagian dapur lantai empat hotel di resor ski yang sangat terkenal itu.
Insiden kebakaran yang kerap terjadi sepanjang bulan Januari lalu membuat pihak berwenang Turki pada tanggal 2 Februari lalu memutuskan untuk menutup 253 hotel, dengan alasan tidak adanya langkah keselamatan yang layak. Sebagian besar hotel yang ditutup ini berada di pusat kota dan daerah-daerah wisata utama.
Di Beyoglu, yang merupakan salah satu kawasan wisata terpenting di Turki karena memiliki banyak landmark terkenal, termasuk Taksim Square, Galatta Tower dan Masjid Sulaiman, 64 hotel diharuskan tutup segera. Sementara di Beyoz, di mana terdapat Masjid Raya Hagia Sophia dan Basilica Cistern, 46 hotel harus ditutup.
Di Atasehir, di mana terjadi kebakaran pada 18 Januari lalu, empat hotel juga harus segera berhenti beroperasi.
Pihak berwenang Turki meningkatkan upaya untuk memastikan kepatuhan hotel dan pengelola fasilitas publik pada aturan yang ada, terutama dalam langkah keselamatan.
Gubernur Istanbul Davud Gul pada Kamis lalu (30/2) mengumumkan bahwa semua fasilitas yang beroperasi tanpa izin atau tidak memiliki sertifikat akomodasi dasar dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan ditutup. [em/lt]
Forum