Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, Jumat (17/5) mengeluarkan peringatan keamanan terkait pengumuman Komisi Pemilihan Umum KPU tentang hasil pemilu serentak pada 22 Mei mendatang. Peringatan keamanan ini dikeluarkan untuk seluruh wilayah Indonesia.
Dalam situsnya, Kedutaan Besar Amerika di Jakarta mengatakan “pejabat-pejabat kepolisian Indonesia telah menyatakan secara terbuka peningkatan risiko terorisme terkait finalisasi hasil pemilu.” Ditambahkan “media juga telah melaporkan penangkapan sejumlah orang dengan tuduhan terorisme.”
Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, juga memperingatkan terus berlangsungnya demonstrasi di badan terkait pemilu dan beberapa lokasi publik di pusat kota Jakarta, termasuk kantor KPU di Menteng dan Bawaslu di Jl. Thamrin. Demonstrasi juga diperkirakan akan terjadi di beberapa kota lain, seperti Surabaya dan Medan.
“Polisi mengatakan akan menempatkan personil keamanan tambahan di tempat-tempat terkait pemilu dan lokasi publik lain di Jakarta,” tulis pengumuman yang dirilis Jumat sore itu. Hal ini diperkirakan akan membuat terjadinya penutupan sejumlah jalan dan gangguan lalu lintas yang signifikan di lokasi-lokasi di mana terjadi demonstrasi.
Kedubes AS Ingatkan Warga Amerika untuk Jauhi Lokasi Demonstrasi
Lebih jauh Kedutaan Besar Amerika di Jakarta mengingatkan warga Amerika untuk menghindari lokasi-lokasi di mana terjadi demonstrasi dan pawai politik dan “berhati-hati jika berada di sekitar lokasi tersebut.” Warga Amerika juga diminta mengikuti pemberitaan di media tentang acara-acara lokal, mewaspadai lingkungan di sekitar dan senantiasa mempraktikkan kesadaran keamanan pribadi.
Mereka yang belum mendaftar di Smart Traveller Enrollment Program (STEP) untuk mendapat informasi keamanan, diserukan untuk segera mendaftar. Juga mengikuti informasi terkini yang disampaikan di jaringan sosial media Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan kantor konsulat di Surabaya.
Sejumlah nomor kontak juga disampaikan dalam peringatan keamanan ini.
Mabes Polri Tangkap 68 Tersangka Teroris
Sebelumnya Mabes Polri mengatakan Densus 88 Anti-Teror telah menangkap 68 tersangka tindak pidana terorisme sepanjang Januari hingga 17 Mei ini. Penangkapan dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam konferensi pers di Jakarta, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol. Muhammad Iqbal mengatakan dari 68 tersangka itu, tujuh meninggal karena dilumpuhkan aparat, satu lainnya meninggal karena meledakkan diri ketika akan ditangkap di Sibolga, Sumatera Utara.
Iqbal membenarkan bahwa sebagian tersangka berencana melakukan aksi saat pengumuman KPU 22 Mei nanti. “Kelompok ini akan memanfaatkan momentum demokrasi karena bagi mereka demokrasi adalah paham yang tidak sealiran dengan mereka, dan ini adalah target untuk melancarkan aksi,” tegas Iqbal.
Saat konferensi pers itu dihadirkan juga sembilan tersangka teroris yang berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daullah JAD di Indonesia. Bahkan dua diantaranya dideportasi dari Suriah ke Indonesia karena diketahui belajar membuat bom di kamp Aleppo, Suriah. [em]