Kalau Anda pernah bertanya-tanya berapa jumlah sampah yang dihasilkan ibukota setiap harinya, jawabannya adalah 6.200 ton. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengeluhkan masalah sampah ini, yang menurutnya menjadi masalah yang cukup serius bagi Jakarta.
"Sampah di DKI ini luar biasa besarnya dan kita memerlukan tenaga dan dana khusus untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi, akan lebih mudah kalau masyarakat membantu meringankan beban ini, dengan tidak buang sampah sembarangan,” imbau Gubernur.
Gubernur Fauzi Bowo menyampaikan hal tersebut usai kunjungan kerjanya di Kelurahan Kwitang, Jakarta Pusat menjelang akhir pekan lalu. Gubernur Fauzi Bowo mengajak warga lebih peduli, dan berpartisipasi langsung, mendukung upaya pemerintah daerah dalam menangani masalah sampah ibukota.
“Kenyataannyakan sampah masih tersebar di mana-mana. Mari kita mulai bersihkan lingkungan kita, dari diri kita sendiri. Kalau ini bisa kita jalankan, saya kira pekerjaan lembaga Dinas Kebersihan DKI, yang bertanggungjawab dengan masalah ini, akan lebih ringan dan akan lebih efisien,” ujar Gubernur.
Menurut Gubernur, sampah menjadi salah satu faktor penentu, yang mencerminkan kualitas hidup dan lingkungan warga ibukota di masa depan.
Sebelumnya, pihak Pemerintah Provinsi DKI mengatakan, pertambahan penduduk telah berdampak langsung terhadap kemungkinan peningkatan volume sampah di ibukota.
Sampai sekarang, jumlah penduduk DKI sekitar 9,7 juta jiwa pada malam hari. Sementara Jumlahnya jauh meningkat, mencapai 12,5 juta jiwa pada siang hari.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan sampai sekarang pihaknya tengah mendorong upaya meningkatnya peran kalangan swasta dan dunia pendidikan, terutama mereka yang terus mengadakan program-program yang mendidik warga agar lebih peduli terhadap masalah-masalah sampah dan kebersihan lingkungan.
Pekan lalu, beberapa pelajar sekolah di ibukota mendapat penghargaan “Jakarta Teen Go Green “ (Award 2010) yang diprakarasai pihak swasta dan pemerintah provinsi DKI.
Para pelajar, dinilai cukup berprestasi dan berhasil mendorong kepedulian rekan-rekan mereka di sekolah dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di ibukota. Salah seoorang koordinator remaja DKI peduli lingkungan, Nike Putri mengatakan, “Bukan hanya pintar, tapi anak-anak yang peduli terhadap lingkungan. Karena memang, kita harapkan dapat menjadi agen perubahan lingkungan dan mereka mengangkat tema gaya hidup tanpa banjir.”
Sebagai duta lingkungan, para pelajar terlibat langsung dalam program lingkungan, diantaranya mengolah sampah dengan menerapkan pola 3R, Reuse (menggunakan kembali), Reduce (Mengurangi), dan Recycle (daur ulang). Para pelajar membuat pupuk kompos, menjadikan barang bekas dalam berbagai bentuk kreasi, di antaranya tas, dompet , rak buku serta berbagai bentuk suvenir lainya.
Kalangan aktivis lingkungan mengatakan ancaman terburuk dari kegagalan menangani masalah sampah, berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan, bencana banjir dan terganggunya kesehatan masyarakat.