PM Australia Scott Morrison, Kamis (11/4), menyebut pemilu 18 Mei mendatang sebagai kontes memperjuangkan isu-isu terkait perubahan iklim, pencari suaka dan pengelolaan ekonomi.
Setelah menemui Gubernur Jenderal Australia Peter Cosgrove terkait pemilu, Morrison mengatakan kepada wartawan, “Kita hidup di negara terbaik di dunia. Namun untuk memastikan masa depan Anda, kita harus membangun ekonomi yang kuat. Karena itu, ada banyak yang dipertaruhkan dalam pemilu kali ini.”
Koalisi konservatif Morrison mengusahakan masa jabatan tiga tahun ketiga dalam pemilu kali ini. Namun Morrison merupakan PM ketiga yang memimpin pemerintah yang terpecah, dan baru menjabat akhir Agustus lalu.
Jajak-jajak pendapat menunjukkan, masa jabatan Morrison kemungkinan akan menjadi yang terpendek dalam sejarah Australia. Posisinya kemungkinan besar akan digeser pemimpin oposisi kiri tengah Bill Shorten.
Shorten, yang mantan pemimpin serikat buruh telah selama enam tahun memposisikan dirinya sebagai PM alternatif, setelah sejak 2007 Australia terpuruk dalam ketidakstabilan politik.
Dalam sebuah pernyataan persnya belum lama ini, Shorten mengatakan, pemerintahnya kelak akan akan mengambil tindakan nyata terkait perubahan iklim, dan mengatasi apa yang disebutnya ketidaksetaraan dalam masyarakat Australia, jika Partai Buruh-nya meraih kekuasaan. [ab]