Israel memulangkan lebih dari 120 pegiat pro-Palestina yang ditahan segera setelah tiba di bandara internasional dekat Tel Aviv. Israel mengikuti kegiatan kelompok itu di Facebook, dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Yigal Palmor mengatakan Israel tidak menerima “kaum perusuh”.
“Orang boleh datang ke sini, boleh pergi ke wilayah-wilayah Palestina jika mereka ingin melakukannya, dan ini sudah dilakukan sejak lama; tetapi jika mereka mengumumkan bahwa tujuannya sengaja untuk membuat keonaran di bandara, di wilayah Israel, di wilayah-wilayah Palestina, mereka tidak akan diizinkan masuk ke negara ini,” ujarnya.
Hari Jumat, lebih dari 200 pegiat dihalangi melakukan penerbangan ke Tel Aviv dari Eropa, setelah Israel mengirim daftar hitam ke perusahaan-perusahaan penerbangan asing.
Para organisator penerbangan ke Israel itu mengatakan mereka merencanakan kunjungan solidaritas damai ke wilayah Tepi Barat, yang hanya dapat dicapai melalui Israel. Mazem Kumsia, warga Palestina di Tepi Barat yang membantu kunjungan itu, mengatakan tuduhan-tuduhan Israel mengenai upaya membuat keonaran tidak masuk akal.
“Kami sangat mendukung gerakan non-kekerasan. Kami meminta semua organisator kami, semua orang yang mengundang kelompok itu untuk agar menganut paham non-kekerasan. Kami juga mengharapkan semua orang yang datang dan menjadi tamu kami di Palestina tidak melakukan tindakan kekerasan,” ujar Kumsia
Para pejabat Israel mengatakan lebih dari 250 pegiat yang tidak dianggap pembuat keonaran diizinkan masuk ke negeri itu. Salah satunya adalah Fefa Barzellotti yang datang dari Inggeris. Ia mengatakan, “Saya tidak mengatakan, ‘Halo, Saya seorang pegiat, izinkan saya masuk.’ Yang saya katakan adalah, ‘Saya datang ke sini untuk pergi ke Bethlehem,’ itu saja.”
Pegiat-pegiat lain menarik perhatian dengan menulis tujuan penerbangan mereka adalah Palestina pada dokumen penerbangan mereka, bukan Israel.
Itu merupakan kekecewaan lain bagi kelompok-kelompok pro-Palestina, setalah armada kapal bantuan yang berencana mematahkan blokade laut Israel atas Jalur Gaza dilarang meninggalkan pelabuhan-pelabuhan di Yunani. Para pegiat mengatakan armada kapal itu dan penerbangan ke Israel disebabkan oleh kebijakan-kebijakan represif pendudukan Israel.
Tetapi Israel menyatakan kemenangan, dan mengatakan telah mencegah dua provokasi yang bertujuan membahayakan citra negara Yahudi.