Tautan-tautan Akses

Israel Temukan Lagi Jenazah Sandera di Gaza


Para kerabat dan pendukung warga Israel yang masih disandera oleh Hamas di Gaza menunjukkan foto-foto orang terkasih mereka dalam unjuk rasa untuk menuntut pembebasan sandera, Rabu, 8 Januari 2025. (Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo)
Para kerabat dan pendukung warga Israel yang masih disandera oleh Hamas di Gaza menunjukkan foto-foto orang terkasih mereka dalam unjuk rasa untuk menuntut pembebasan sandera, Rabu, 8 Januari 2025. (Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo)

Penemuan jenazah sandera itu terjadi ketika Israel dan Hamas sedang mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan sandera yang tersisa dan menghentikan pertempuran di Gaza.

Tentara Israel menemukan jenazah seorang sandera berusia 53 tahun di sebuah terowongan bawah tanah di Gaza selatan, kata militer Israel, Rabu (8/1). Militer Israel sedang menentukan apakah jenazah lainnya adalah milik putra pria tersebut.

Penemuan jenazah Yosef AlZayadni terjadi ketika Israel dan Hamas sedang mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan sandera yang tersisa dan menghentikan pertempuran di Gaza. Israel mengatakan sekitar sepertiga dari 100 sandera yang tersisa telah tewas. Namun, terdapat perkiraan setengah dari jumlah sandera mungkin telah tewas.

Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Markas Besar Hostages Families Forum ini menunjukkan Yosef Al Zayadni, 53 tahun. (Foto:Hostages Families Forum Headquarters via AP)
Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Markas Besar Hostages Families Forum ini menunjukkan Yosef Al Zayadni, 53 tahun. (Foto:Hostages Families Forum Headquarters via AP)

Yosef dan putranya Hamzah AlZayadni diperkirakan masih hidup sebelum pengumuman pada Rabu, dan berita tentang nasib mereka dapat meningkatkan tekanan pada Israel untuk melanjutkan kesepakatan.

Militer mengatakan mereka menemukan bukti di terowongan yang menimbulkan “keprihatinan serius” terhadap nasib Hamzah AlZayadni, 23, yang menunjukkan bahwa dia mungkin meninggal dalam penahanan.

Letkol Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, mengatakan penyebab kematian Yosef AlZayadni sedang diselidiki.

AlZayadni dan tiga anaknya termasuk di antara 250 sandera yang disandera setelah militan pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan 1.200 orang.

AlZayadni memiliki total 19 anak dan telah bekerja selama 17 tahun di peternakan sapi perah di kibbutz yang merupakan salah satu komunitas yang diserang, kata Hostages Families Forum (Forum Keluarga Sandera), sebuah kelompok yang mewakili kerabat para tawanan. Anak remaja AlZayadni, Bilal dan Aisha, dibebaskan bersama sekitar 100 sandera dalam gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan pada November 2023.

Mayat sekitar tiga puluhan sandera telah ditemukan di Gaza dan delapan sandera telah diselamatkan oleh tentara.

Forum Keluarga Sandera mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang sedang dinegosiasikan “terlalu terlambat bagi Yosef – yang ditangkap hidup-hidup dan seharusnya kembali dengan cara yang sama.”

“Setiap hari dalam penyanderaan menimbulkan bahaya mematikan bagi para sandera,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan. Kematian para sandera penting sebelumnya telah memicu protes besar di Israel yang menyerukan kesepakatan.

Seorang pria Palestina memperhatikan bangunan yang rusak usai serangan udara Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza, 8 Januari 2025. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP Photo)
Seorang pria Palestina memperhatikan bangunan yang rusak usai serangan udara Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza, 8 Januari 2025. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP Photo)

Nama Yosef AlZayadni muncul dalam daftar 34 sandera yang dibagikan oleh seorang pejabat Hamas kepada The Associated Press awal pekan ini. Menurut kelompok militan itu, para sandera tersebut akan dibebaskan. Israel mengatakan bahwa ini adalah daftar yang telah mereka serahkan kepada mediator pada Juli lalu, dan mereka belum menerima apa pun dari Hamas.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Rabu (8/1) mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas sudah “sangat dekat”, dan ia berharap “kita bisa menyelesaikannya” sebelum menyerahkan diplomasi Amerika kepada pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump pada akhir bulan ini. [ft/rs]

XS
SM
MD
LG