Israel memperingatkan pada Rabu (1/1) bahwa mereka akan meningkatkan serangan di Gaza jika Hamas terus melancarkan serangan roket. Sementara itu, petugas penyelamat Palestina melaporkan puluhan kematian akibat serangan Israel pada hari pertama Tahun Baru.
Selama seminggu terakhir, militan Palestina terus meluncurkan roket ke arah Israel, terutama dari Gaza utara, di mana militer Israel sedang melakukan operasi militer besar-besaran.
Roket-roket tersebut tidak banyak menimbulkan kerusakan dan jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahap awal perang. Namun, hal ini menjadi pukulan politik bagi pemerintah Israel setelah 15 bulan berkonflik.
"Saya ingin menyampaikan pesan yang jelas dari sini kepada para pemimpin teroris di Gaza: Jika Hamas tidak segera mengizinkan pembebasan para sandera Israel dari Gaza... dan terus menyerang komunitas-komunitas Israel, maka mereka akan menghadapi pukulan dengan intensitas yang belum pernah terlihat di Gaza dalam waktu yang lama," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Peringatan tersebut disampaikan setelah kunjungannya ke kota Netivot, Israel, yang baru-baru ini menjadi target serangan roket dari Gaza.
Militan Palestina masih menahan 96 orang yang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023. Upaya negosiasi untuk pembebasan mereka, serta gencatan senjata, berulang kali gagal terwujud.
Serangan Israel terus berlangsung di seluruh Gaza pada hari Rabu.
"Dunia menyambut Tahun Baru dengan perayaan dan kemeriahan, sementara kami menyaksikan 2025 dimulai dengan pembantaian Israel pertama di kota Jabalia tepat setelah tengah malam," kata juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada kantor berita AFP.
"Sebanyak 15 orang gugur sebagai martir dan lebih dari 20 lainnya terluka," dalam serangan terhadap sebuah rumah yang dihuni para pengungsi, katanya.
Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah "mengeliminasi" beberapa militan Hamas yang beroperasi "dalam struktur teroris" di Jabalia, tanpa memberikan jumlah korban dari pihak mereka.
Sejak 6 Oktober, Israel telah melakukan operasi darat dan udara besar-besaran di Gaza utara, terutama menargetkan Jabalia dan kamp pengungsi yang berdekatan.
Pihak militer mengatakan operasi ini bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali di wilayah tersebut.
Namun, pada hari Senin (30/12), para pakar hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa "pengepungan" ini tampaknya merupakan bagian dari upaya "untuk secara permanen menggusur penduduk lokal sebagai langkah awal menuju aneksasi Gaza.” [th/uh]
Forum