Tautan-tautan Akses

Presiden Iran Umumkan Langkah-Langkah yang Bertentangan dengan Perjanjian Nuklir


Presiden Iran Hassan Rouhani dalam konferensi pers di New York, AS, 26 September 2019. (Foto: dok).
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam konferensi pers di New York, AS, 26 September 2019. (Foto: dok).

Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengumumkan tindakan lebih lanjut untuk meninggalkan perjanjian nuklir tahun 2015.

Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (5/11) mengumumkan bahwa Iran akan mulai menyuntikkan gas ke sentrifusa di fasilitas nuklirnya di Fordo. Ini merupakan yang terbaru di antara langkah-langkah yang bertentangan dengan yang disepakatinya dalam perjanjian tahun 2015 mengenai program nuklir negara itu.

Rouhani mengatakan penyuntikan gas uranium ke 1.044 sentrifusa itu siap dimulai pada hari Rabu.

Naskah dalam perjanjian nuklir yang dicapai Iran dengan AS, Inggris, China, Perancis, Rusia dan Jerman menyerukan Iran untuk mengubah Fordo menjadi fasilitas riset, seraya mengizinkannya untuk memutar dua dari enam kaskade sentrifusa tanpa uranium.

Iran sebelumnya telah melampaui batas uranium diperkaya yang diperbolehkan untuk dimilikinya dan melampaui kadar pengayaan uraniumnya.

Rouhani mengatakan dalam pidato televisinya bahwa semua langkah yang telah diambil Iran sejauh ini dapat dibatalkan jika pihak-pihak lain dalam perjanjian nuklir itu menjunjung komitmen mereka untuk melonggarkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran.

Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah Iran memperingati 40 tahun pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran dengan mengumumkan bahwa negara itu sedang mempercepat pemrosesan uraniumnya.

“Kami menganggap ini sebagai berlanjutnya pemerasan nuklir,” kata seorang pejabat senior AS setelah kepala Badan Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi mengklaim negaranya kini mengoperasikan puluhan sentrifusa canggih – suatu langkah yang bertentangan dengan perjanjian 2015.

Pejabat AS itu mengatakan, Teheran sedang berupaya membuat negara-negara Eropa penandatangan kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai JCPOA itu agar membuat konsesi untuk Iran.

Presiden AS Donald Trump, ketika ditanya kemudian oleh VOA apa yang harus dilakukan terkait sentrifusa baru yang canggih itu menjawab, “Kita akan menyelidikinya. Kita akan lihat.”

Ali Akbar Salehi mengatakan di TV pemerintah bahwa Iran mengoperasikan sentrifua IR-6, yang memungkinkan pemrosesan uranium jauh lebih cepat daripada sentrifusa IR-1 yang boleh digunakan Iran berdasarkan JCPOA.

Salehi juga mengatakan Iran sedang meneliti pembuatan sentrifusa yang lebih cepat, yang disebut IR-9, yang ia klaim bekerja 50 kali lebih cepat daripada IR-1.

Ini adalah “langkah besar di arah yang keliru,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS. “Kami mengimbau negara-negara agar mengecam langkah-langkah Iran.”

Departemen Keuangan AS, Senin (4/11) mengumumkan sanksi-sanksi baru terhadap Teheran, menambahkannya ke lebih dari 1.000 sanksi yang telah diberlakukan terhadap ekspor minyak Iran, bank-banknya, transaksi keuangannya serta pimpinan militer di Republik Islam itu.

Di antara yang menjadi sasaran sanksi-sanksi baru itu adalah kepala staf umum angkatan bersenjata dan pengadilan Iran, serta putra dan kepala staf pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khameini. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG