Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan sanksi-sanksi AS yang diberlakukan terhadap Teheran oleh pemerintahan Trump tahun lalu telah menghambat usaha-usaha pertolongan di kawasan-kawasan yang dilanda banjir di negara itu di mana sedikitnya 50 orang telah dilaporkan tewas sejauh ini.
Dalam cuitannya di Twitter Zarif, Senin (1/4) malam, mengatakan, “kebijakan tekanan maksimum AS terhadap Iran menghambat usaha-usaha bantuan organisasai Sabit Merah Iran ke komunitas-komunitas yang terdampak banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sanksi-sanksi itu, katanya, telah menghalangi Teheran memperoleh bantuan peralatan yang diperlukan, termasuk helikopter-helikopter bantuan.
“Ini bukan hanya perang ekonomi; ini terorisme ekonomi,” cuit Zarif.
Iran menghadapi bencana banjir hebat selama dua pekan terakhir. Menurut catatatan Associated Press, korban tewas hingga hari Senin telah mencapai 50 orang. Banjir melanda ratusan desa dan kota di wilayah barat negara itu. Di beberapa kawasan, pemerintah telah menyatakan keadaan darurat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi, Selasa, mengatakan kepada kantor berita pemerintah IRNA, karena sanksi-sanksi AS, semua akun bank asing Sabit Merah Iran ditutup, dan tidak ada satupun donor asing dapat menyalurkan dana untuk membantu orang-orang yang terdampak banjir.
Pihak-pihak berwenang di kawasan-kawasan yang terdampak banjir telah berulangkali meminta bantuan pengadaan helikopter untuk menjangkau kawasan-kawasan yang terpencil atau kawasan-kawasan yang terisolasi banjir. Media pemerimntah Iran mengatakan, puluhan helikopter milik militer Iran dan Sabit Merah Iran telah ikut dikerahkan, namun jumlahnya tidak memadai.
Inggris dan Jerman telah menawarkan bantaun, termasuk pengadaan perahu-perahu dan peralatan keamanan. (ab)