Televisi pemerintah menunjukkan Menteri Pertahanan Amir Hatami dalam upacara di mana ia mengungkapkan misil balistik jarak jauh itu, sebagai bagian perayaan untuk memperingati ulang tahun ke-40 Revolusi Islam di Iran.
Siaran televisi itu juga menunjukkan rekaman video untuk mendukung keterangan menteri pertahanan bahwa rudal Hoveiseh itu berhasil diujicoba.
Kantor berita Reuters mengutip Amirali Hajizadeh, kepala bagian antariksa pasukan Garda Revolusi yang mengatakan para insinyur berhasil mengatasi berbagai kesulitan dalam membangun roket untuk meluncurkan rudal penjelajahnya.
Presiden Amerika Donald Trump tahun lalu telah menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran, karena katanya Iran terus mengembangkan misil balistik jarak jauh. Tapi Iran mengatakan program misil balistik itu tidak termasuk dalam perjanjian tahun 2015 yang dicapai dengan Amerika, Perancis, Inggris, Jerman, China dan Rusia.
Kata Iran lagi, program misil balistik itu hanya untuk pertahanan saja dan tidak dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.
Hilal Khashan, pakar ilmu politik di Universitas Amerika di Beirut mengatakan, pengumuman tentang peluncuran misil itu terjadi tidak lama setelah Eropa mengumumkan sistem perdagangan baru untuk mengelakkan sanksi-sanksi ekonomi Amerika atas Iran. Kata Khashan, pengumuman tentang misil baru itu hanyalah suatu “taktik perundingan” saja.
“Saya kira mereka sebenarnya ingin berunding. Di satu sisi mereka mengatakan pada rakyat Iran bahwa mereka adalah “negara berdaulat dan independen dan tidak akan tunduk pada tekanan asing,” tapi di sisi lain, pengumuman itu tampak sebagai undangan kepada negara-negara Eropa untuk berunding dengan mereka,” ujar Khashan.
Profesor Khashan mengatakan Iran mungkin sedang berusaha mencari cara untuk mencapai pengertian dengan Eropa tentang program misilnya, dengan mengatakan bahwa misil itu tidak akan mempunyai jarak jangkau lebih dari 2.000 km.
Saya kira, kata Khashan, Iran ingin berunding dengan Eropa, karena misil baru itu hanya bisa mencapai sasaran sejauh 1.300 km.
Presiden Iran Hasan Rouhani mengatakan belum lama ini bahwa negaranya sedang mengalami tekanan ekonomi dari Amerika, sejak diumumkannya sanksi-sanksi baru tahun 2018. (ii)