Tautan-tautan Akses

Irak Hadapi Krisis Kesehatan akibat Air yang Tercemar


Permukaan air sungai Tigris di Baghdad, Irak tampak lebih rendah dari biasanya (foto: ilustrasi).
Permukaan air sungai Tigris di Baghdad, Irak tampak lebih rendah dari biasanya (foto: ilustrasi).

Pejabat-pejabat kesehatan Irak mengatakan, krisis kesehatan akibat air yang tercemar dan kurangnya air minum bersih semakin memburuk dalam beberapa hari belakangan. Rumah sakit di kota pelabuhan Basra tiap hari merawat lebih dari seribu kasus infeksi perut.

Krisis itu diperburuk sejak Turki beberapa bulan lalu membuat aliran air ke sungai Tigris dan Efrat berkurang.

Serombongan pemuda turun ke jalan di kota Basra hari Selasa memprotes dan menuntut pemerintah pusat pimpinan Perdana Menteri Haidar al Abadi menambah persediaan air minum yang dijatahkan pada propinsi mereka. Tatkala berkunjung ke kota itu bulan Juli, Abadi berjanji akan menambah anggaran untuk infrastruktur propinsi itu.

Seorang pemuda yang kawannya tewas dalam aksi protes beberapa pekan lalu, tidak dapat menahan diri dan menangis melihat ketidak mampuan para pemerotes memaksa para pemimpin Irak memperbaiki kondisi layanan publik di Basra terutama infrastruktur air yang sudah tua dan kurangnya persediaan air minum yang dijatahkan oleh pemerintah pusat.

Beberapa pejabat kesehatan di Basra memperingatkan ada kemungkinan wabah kolera berjangkit akibat air yang tercemar serta parasit yang dibawanya yang telah menyebabkan ribuan orang sakit dalam beberapa hari belakangan.

Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Basra Dr Riad Abdul Amir mengatakan kepada televisi Al Hurra keadaan masih bertambah buruk.

Dr. Riad mengatakan, ada lebih dari 17,500 kasus sakit perut akibat air minum yang tercemar yang dirawat di rumah sakit di Basra selama dua pekan terakhir. Menurutnya, masalahnya karena pasokan air bersih yang masuk ke kota itu lewat kanal dan pipa dari utara tidak cukup.

“Air asin yang menyusup ke dalam jaringan air diketahui mengurangi khasiat chlorine yang dipakai untuk membersihkan dan membunuh bakteria pada air minum,” ujarnya.

Dr Safaa Kazem yang merawat puluhan kasus sakit perut dan diare di rumah sakit pendidikan di Basra setiap hari, mengatakan persediaan air minum kota Basra tidak aman untuk diminum. [al]

XS
SM
MD
LG