Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah telah menyiapkan rencana mengevakuasi WNI dari Wuhan, China, termasuk menyiapkan sejumlah rumah sakit untuk karantina jika nantinya mereka kembali ke Indonesia. Kendati demikian, kata Muhadjir, itu semua belum diperlukan.
"Berkaitan rencana pemberangkatan evakuasi, itu sudah ada prosedurnya. Jadi nanti, 14 hari sebelum berangkat, masuk karantina, dan 14 hari setelah kembali, masuk karantina. Tempat juga sudah disiapkan, bahkan sudah menyiapkan beberapa rumah sakit yang dulu sebagai tempat untuk flu burung,” kata Muhadjir Effendy.
Muhadjir menjamin semua kebutuhan logistik bagi WNI di Wuhan dan wilayah China lainnya sudah tercukupi melalui kementerian luar negeri.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah China untuk mengetahui perkembangan WNI di sana, termasuk membahas rencana evakuasi. Selain itu, Retno berkomunikasi dengan negara lain yang memiliki warga di Wuhan, misalnya Australia.
"Kemarin pagi saya berkomunikasi dengan menteri luar negeri Australia dan Australia juga sedang menyusun opsi evakuasi dan kondisinya kita tahu semua, lockdown harus ada aturan-aturan yang harus dipenuhi. Termasuk urusan karantina sebelum dan sesudah ketibaan dan sebagainya," jelas Retno Marsudi.
Retno Marsudi menambahkan total ada 243 WNI, sebagian besar adalah pelajar, di Provinsi Hubei, 100 dari mereka berada di Wuhan. Mereka tersebar di 15 titik karantina yang ditetapkan pemerintah China di Hubei.
Retno menjelaskan, pemerintah terus berkomunikasi dengan WNI tersebut untuk pemenuhan logistik dan kebutuhan pelindung diri seperti masker yang berkualitas baik.
Kemenlu telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengiriman masker ke Wuhan.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan lembaganya akan mengirim 10 ribu masker untuk WNI di Wuhan. Lima ribu masker akan dikirim dengan pesawat Garuda Indonesia pada hari Selasa (28/1).
"Sepuluh ribu masker N95, mungkin hari ini baru setengahnya yang bisa kita kirim. Selanjutnya akan bertahap. Kalau itu dirasa kurang, akan kita tambah. Kemudian dibantu Kemenlu dan berkoordinasi dengan pihak terkait dan Garuda akan membantu sehingga masker ini bisa sampai ke Wuhan," jelasnya.
Mengutip Reuters, Komisi Kesehatan Nasional China menyebut angka kematian akibat virus korona tercatat 106 pada Selasa (28/1), naik dari 81 orang pada sehari sebelumnya. Total kasus yang terkonfirmasi di China naik menjadi 4.515 kasus pada Senin (27/1), dari 2.835 kasus pada Minggu (26/1).
Meskipun kasus virus yang menimbulkan gejala seperti flu itu sudah menyebar di banyak negara, terbaru di Sri Lanka dan Kamboja, belum ada kematian akibat virus korona yang dilaporkan terjadi di luar China. [sm/ka]