Sebuah pengadilan New Delhi, Selasa (7/1) mengeluarkan surat perintah eksekusi terhadap empat lelaki yang divonis bersalah dalam kasus perkosaan beramai-ramai dan pembunuhan seorang perempuan muda di sebuah bus pada tahun 2012, yang memicu protes di berbagai penjuru India, dan memicu perhatian global mengenai epidemi kekerasan seksual di negara itu.
Pengadilan New Delhi menjadwalkan hukuman gantung itu pada 22 Januari mendatang, sebut kantor berita Press Trust of India.
Surat perintah eksekusi itu telah diantisipasi sejak Mahkamah Agung India menolak permohonan akhir peninjauan kembali salah seorang terdakwa pada bulan lalu. Presiden India dapat turun tangan, tetapi ini diperkirakan tidak akan terjadi.
Korban, mahasiswi fisioterapi berusia 23 tahun, yang karena undang-undang India melarang korban perkosaan diidentifikasi maka media India menyebutnya “Nirbhaya” atau “Tak Kenal Takut,”, sedang dalam perjalanan pulang ke rumah bersama rekan lelakinya dari bioskop ketika enam lelaki mengajak mereka memasuki bus. Tanpa keberadaan orang lain di sekitar, pelaku memukuli korban lelaki dengan potongan besi, memerkosa korban perempuan dan mencampakkan korban yang telanjang di tepi jalan. Perempuan itu meninggal dua pekan kemudian.
Persidangan terhadap para penyerang relatif cepat di negara di mana kasus serangan seksual kerap memakan waktu bertahun-tahun. Empat terdakwa dijatuhi hukuman mati. Seorang lainnya gantung diri di penjara sebelum persidangan terhadapnya dimulai, meskipun keluarganya menegaskan ia dibunuh. Terdakwa keenam masih berusia di bawah umur ketika serangan itu terjadi dan dijatuhi hukuman tiga tahun di lembaga pembinaan khusus anak-anak. [uh/ab]