Polisi di New Delhi telah mengidentifikasi tiga tersangka warga Iran yang terlibat dalam pemboman bulan Februari yang mengakibatkan isteri Atase Pertahanan Israel cedera berat.
Media setempat mengutip sumber kepolisian yang mengatakan ketiga orang itu masuk dan meninggalkan India dengan visa turis dalam rentang waktu yang berlainan dan diyakini telah meninggalkan India. Nama dan rincian perjalanan mereka diberikan kepada Pemerintah Iran.
Minggu lalu, wartawan senior India yang punya hubungan dengan Iran ditangkap terkait dengan serangan itu, tetapi permintaan hari Kamis mengenai tiga surat perintah penangkapan merupakan petunjuk paling jelas kemungkinan adanya peran Iran. Israel menuduh Iran segera setelah serangan itu, dalam mana seorang pengendara sepeda motor mencantolkan bom magnet ke mobil diplomatik itu.
Puluhan pebisnis India pulang dari Teheran minggu ini di mana mereka membicarakan peningkatan secara dramatis perdagangan India-Iran. India tidak mendukung sanksi-sanksi perdagangan Barat terhadap Iran, yang ditujukan untuk memperlamban program nuklirnya.
Kementerian Perdagangan India mengatakan, diperkirakan perdagangan tahunan India-Iran meningkat pesat dari 15 milyar dolar menjadi 25 milyar dolar dalam tiga tahun mendatang.
Vijay Setia, Ketua Asosiasi Eksportir Beras India, pesimistis tentang hal itu. Ia mengatakan, “Saya rasa perkiraan perdagangan India akan meningkat sebanyak itu, terlalu tinggi. Ini hanya bisa terjadi apabila ada banyak perubahan.”
Sanksi-sanksi menghalangi mekanisme perdagangan global yang digunakan untuk melunasi pembayaran pada masa silam antara India dan Iran. India dan Iran telah mencari jalan untuk mengganti perdagangan yang menggunakan mata uang dolar dengan mata uang India, rupee, antara bank Iran dan bank India.
Setia, yang ikut dalam delegasi India minggu ini ke Iran, mengatakan skema perdagangan yang sekarang ini tidak memberikan kredit kepada para pedagang Iran. Alih-alih, katanya, skema perdagangan itu meminta mereka membayar 120 persen di muka sebelum barang diperoleh, di mana 20 persennya akan dikembalikan setelah barang diterima.
“Saya bertemu salah seorang importer besar beras India di Iran dan reaksinya adalah, skema perdagangan ini tidak bisa dilakukan,” paparnya.
India sangat tergantung pada minyak mentah Iran, dan berharap bisa mengkespor lebih banyak ke negara itu untuk menutup defisit perdagangan yang besar.