Tautan-tautan Akses

HRW: Hamas Lakukan ‘Ratusan’ Kejahatan Perang pada Serangan 7 Oktober


Seorang pejalan kaki melintas di depan foto-foto orang Israel yang disandera oleh kelompok Hamas Palestina saat serangan 7 Oktober, di tengah konflik Israel-Hamas, di Tel Aviv, Israel, 10 Juni 2024. (Foto: Marko Djurica/Reuters)
Seorang pejalan kaki melintas di depan foto-foto orang Israel yang disandera oleh kelompok Hamas Palestina saat serangan 7 Oktober, di tengah konflik Israel-Hamas, di Tel Aviv, Israel, 10 Juni 2024. (Foto: Marko Djurica/Reuters)

Human Rights Watch mengatakan Hamas memimpin kelompok bersenjata Palestina lainnya dalam melakukan ratusan kejahatan perang dalam serangan mendadak pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang.

Organisasi non-pemerintah yang menangani hak-hak asasi manusia (HAM) tersebut menyampaikan temuan itu dalam laporan terbaru yang dirilis Rabu (17/7).

Hamas dengan marah menanggapi salah satu studi internasional paling mendalam mengenai serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan, dan menuntut HRW mencabut laporan tersebut dan “meminta maaf”.

Laporan tersebut menguraikan sejumlah kejahatan berdasarkan hukum internasional yang menurut mereka telah dilanggar oleh Hamas dan sekutunya.

“Mustahil bagi kami untuk menyebutkan angka spesifiknya,” kata direktur asosiasi HRW Belkis Wille pada konferensi pers, seraya menambahkan bahwa “jelas ada ratusan kasus pada hari itu”.

Kejahatan-kejahatan tersebut termasuk “serangan yang disengaja dan tidak pandang bulu terhadap warga sipil dan obyek-obyek sipil; pembunuhan yang disengaja terhadap orang-orang yang ditahan; perlakuan kejam dan tidak manusiawi lainnya; kekerasan seksual dan berbasis gender; penyanderaan; mutilasi dan penjarahan (perampokan) jenazah; penggunaan manusia sebagai perisai; dan perampasan dengan kekerasan dan penjarahan," kata laporan itu.

Laporan ini berfokus pada pelanggaran hukum humaniter internasional, yang sebagian besar aturannya berakar pada Konvensi Jenewa mengenai etika dalam berperang.

Meskipun kelompok Islam Palestina Hamas diakui sebagai dalang serangan tersebut, laporan tersebut mencantumkan kelompok bersenjata lain yang melakukan kejahatan perang pada 7 Oktober, termasuk Jihad Islam Palestina.

Serangan yang 'Sangat Terorganisasi'

Wille menyebut serangan terhadap kota-kota, komunitas kibbutz, dan pangkalan militer di sekitar Gaza itu dilakukan dengan “sangat terorganisasi dan terkoordinasi.”

“Di banyak lokasi serangan, para pejuang menembak langsung ke arah warga sipil, seringkali dari jarak dekat, ketika mereka mencoba melarikan diri, dan ke orang-orang yang kebetulan sedang mengemudikan kendaraan di daerah tersebut,” kata laporan itu.

Tangkapan layar yang dirilis oleh Forum Sandera dan Keluarga Orang Hilang Israel pada 22 Mei 2024 menunjukkan sejumlah tentara perempuan Israel yang ditahan oleh kelompok Hamas Palestina saat penyerangan pada 7 Oktober 2023. (Foto: Forum Sandera dan Keluarga Orang Hilang Israel via AFP)
This video grab from footage released by the Israeli Hostage and Missing Families Forum campaign group on May 22, 2024, shows what the group described as Israeli female soldiers being captured by Palestinian Hamas militants during the October 7, 2023 atta

Tindakan lain yang dilakukan para kombatan Hamas, menurut HRW, termasuk melemparkan granat dan menembak ke ruang aman dan tempat perlindungan lainnya; membakar beberapa rumah, membakar dan membiarkan orang mati karena kehabisan napas; dan mengusir orang-orang lain yang kemudian mereka tangkap atau bunuh.

HRW mengatakan pihaknya “menemukan bukti tindakan kekerasan seksual dan berbasis gender yang dilakukan oleh para pejuang, termasuk menelanjangi dengan paksa, dan mengunggah gambar-gambar seksual tanpa persetujuan di media sosial.”

Laporan tersebut mengutip tim perwakilan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kekerasan seksual dalam konflik yang mengatakan mereka mewawancarai orang-orang yang melaporkan menyaksikan "pemerkosaan dan pemerkosaan berkelompok, setidaknya di tiga lokasi".

Namun laporan tersebut mengatakan bahwa tingkat kekerasan seksual dan berbasis gender "kemungkinan besar tidak akan pernah diketahui sepenuhnya" karena para korban telah meninggal, atau stigma akan membuat mereka enggan untuk berbicara, atau petugas pertolongan pertama Israel "sebagian besar" tidak mengumpulkan bukti yang relevan.

Hamas dengan marah menepis laporan tersebut.

“Kami menolak kebohongan dan bias terang-terangan terhadap pendudukan serta kurangnya profesionalisme dan kredibilitas dalam laporan Human Rights Watch. Kami menuntut penarikan laporan tersebut dan permintaan maaf,” kata kelompok militan Palestina dalam pernyataannya. Hamas dianggap sebagai kelompok “teroris” oleh kelompok tersebut. Amerika Serikat, Uni Eropa dan lain-lain.

Serangan itu menewaskan 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel.

Para militan menyandera 251 sandera, yang mana 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.

Israel membalasnya dengan serangan militer yang telah menewaskan sedikitnya 38.664 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil, menurut data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza.

Laporan tersebut hanya meliput peristiwa 7 Oktober, bukan perang setelahnya. Hamas mengatakan pihaknya seharusnya mempertimbangkan tanggapan Israel. HRW masih menyelidiki konflik di Gaza. [ft/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG