Pemimpin eksekutif Hong Kong menyerukan segera diakhirinya protes-protes prodemokrasi, meskipun para aktivis mengancam akan melanjutkan kampanye pembangkangan sipil mereka.
Dalam pidato hari Selasa (30/9), Pemimpin Eksekutif Leung Chun-ying mengatakan ia tidak akan tunduk pada tuntutan para demonstran agar ia mengundurkan diri atau melakukan reformasi lebih luas.
Pemimpin eksekutif yang terpojok itu malah meminta gerakan Occupy Central agar mengakhiri protes yang telah berlangsung lima hari karena mereka telah menjadi tak terkendali. Ia menyebut protes tersebut ilegal tetapi mengatakan ia memperkirakan protes akan berlangsung lama.
Para demonstran mengabaikan permintaan itu hari Selasa, dengan turun ke jalan-jalan dalam jumlah semakin besar sewaktu menjelang malam. Puluhan ribu demonstran telah berkemah dalam tiga hari belakangan di sedikitnya tiga bagian kota itu.
Kehadiran demonstran dalam jumlah sangat besar diperkirakan terjadi pada hari Rabu, Hari Nasional Tiongkok. Tetapi ada kekhawatiran polisi mungkin berupaya membersihkan tempat-tempat demonstrasi sebelum itu, dengan mengulangi taktik yang mereka gunakan pada hari Minggu, di antaranya menggunakan gas air mata dan semprotan cabe.
Occupy Central telah menetapkan tenggat hari Rabu bagi Leung untuk memenuhi tuntutan mereka. Jika ia tidak memenuhinya, kelompok itu menyatakan akan mengumumkan tahap pembangkangan sipil mereka yang berikutnya.