Raksasa otomotif Jepang Honda dan Nissan pada Kamis (13/2) mengonfirmasi bahwa keduanya telah membatalkan pembicaraan merger yang diumumkan pada Desember lalu dan mengakhiri kerja sama yang akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia.
Perusahaan tersebut mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka "setuju untuk membatalkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada 23 Desember tahun lalu untuk mempertimbangkan integrasi bisnis antara kedua perusahaan".
Niat kedua perusahaan itu untuk bergabung dipandang sebagai upaya untuk mengatasi ketertinggalan dari raksasa Amerika, Tesla dan perusahaan-perusahaan China di pasar kendaraan listrik.
CEO Honda bersikeras pada Desember bahwa rencana merger itu bukan jalan penyelamat bagi Nissan, yang tahun lalu mengumumkan ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah melaporkan penurunan laba bersih sebesar 93 persen pada semester pertama.
Sejumlah media setempat melaporkan bahwa diskusi itu gagal karena Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaan Honda dan bukan mengintegrasikannya di bawah perusahaan induk baru seperti dalam rencana, yang diumumkan pada Desember.
Dalam pernyataan bersama tersebut, kedua produsen mobil tersebut mengonfirmasi bahwa Honda "mengusulkan perubahan struktur dari pembentukan perusahaan induk bersama... menjadi struktur di mana Honda akan menjadi perusahaan induk dan Nissan menjadi anak perusahaan melalui pertukaran saham".
"Sebagai hasil dari diskusi ini, kedua perusahaan menyimpulkan bahwa, untuk memprioritaskan kecepatan pengambilan keputusan dan pelaksanaan langkah-langkah manajemen dalam lingkungan pasar yang semakin tidak stabil menuju era elektrifikasi, akan lebih tepat untuk menghentikan diskusi dan mengakhiri Nota Kesepahaman," kata pernyataan tersebut.
Namun, mereka akan terus "berkolaborasi dalam kerangka kemitraan strategis yang ditujukan pada era kendaraan cerdas dan bertenaga listrik, dengan berupaya menciptakan nilai baru dan memaksimalkan nilai perusahaan kedua perusahaan", tambahnya. [ft/rs]
Forum