Taipan Hary Tanoesoedibjo mengatakan, Selasa (28/11), bahwa dia tidak berencana mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2019 dan akan mendukung Presiden Joko Widodo, apabila Jokowi memilih untuk mencalonkan diri lagi.
Hary, mitra bisnis Presiden Amerika Donald Trump, mengatakan pada Januari bahwa akan memutuskan apakah maju atau tidak pada pilpres 2019 sebelum akhir tahun depan. Ambisi politik Hary sering membuat dia disamakan dengan Trump.
Sebelumnya, Hary mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada pilpres 2014 dan kemudian mendirikan partai politik sendiri, yang akan ikut dalam pemilihan umum 2019.
“Melihat konstelasi sekarang, saya pikir Presiden Jokowi akan mencalonkan kembali dan saya akan mendukung dia,” kata Hary kepada Reuters di sela sebuah acara di Singapura.
Ketika ditanya apakah dia akan mencalonkan diri, dia menjawab: “Saya kira tidak.”
Jokowi diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, bersaing dengan Prabowo Subianto, yang juga menjadi pesaing pada pilpres 2014.
Hary mengatakan iklim politik Indonesia masih stabil, namun negara ini butuh seorang presiden yang “berdiri di tengah-tengah semua orang.”
“Dia (Widodo) adalah calon paling kuat. Dia sangat moderat dan sangat nasionalis,” kata Hary menambahkan.
Sebagai mitra bisnis Trump, Hary percaya hubungannya dengan Presiden Amerika itu dapat membantu ikatan antara kedua negara dan dia tidak kuatir dengan dampak yang mungkin muncul dari kebijakan pelindungan perdagangan Amerika terhadap Indonesia.
“Paling tidak Trump mengenal Indonesia dengan lebih baik karena hubungan antarak kelompok bisnis kami dengan organisasi Trump,” kata dia.
“Namun apa yang dia lakukan dengan mengkaji hubungan dagang dengan negara lain, menurut saya benar...tapi Indonesia terlalu kecil untuk Amerika dalam hal jumlah perdagangan antara kedua negara. Dan saya pikir tidak akan ada dampaknya.”
Hary adalah mitra bisnis Trump untuk pembangunan dua resor masing-masing di Bali dan Jawa Barat. [fw/au]