Laporan hasil penyelidikan itu mendapati puluhan ribu anak yang mengalami pelecehan di berbagai institusi Australia selama beberapa dasawarsa lalu. Sebagian besar pelakunya adalah anggota gereja dan guru sekolah.
Selama bertahun-tahun anak-anak rentan menjadi mangsa pedophile sementara yang berwenang memalingkan muka tidak berbuat apa-apa. Pemerintah secara resmi masih belum menanggapi laporan Komisi, tetapi Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan, skala pelecehan itu merupakan 'tragedi nasional."
"Saya berterima kasih dan menyampaikan hormat atas ketabahan penyintas bersama keluarga mereka, yang diberitahu sering untuk pertama kali, tentang pelanggaran memilukan oleh orang yang sebenarnya harus mencintai dan melindungi," ujar Turnbull.
Selama lima tahun Komisi Kerajaan itu mendengarkan kisah memilukan tentang perkosaan dan kekerasan seksual. Sebagian dari anak-anak yang jadi korban kemudian bunuh diri, dan sebagian lagi menanggung trauma itu seumur hidup.
Leonie Sheedy mengalami pelecehan ketika berada di bawah pengasuhan. Ia mengatakan yang menderita pantas mendapat kompensasi. Ia mengatakan, "Anak-anak seperti saya yang dibesarkan di panti yatim piatu Australia, penampungan anak-anak, dan rumah asuh, jelas tidak aman dari pemangsa dan orang sadis bangsa ini, dan kami pantas menerima kompensasi atas semua pelecehan dan pengabaian."
Kepala Gereja Anglika Australia telah meminta maaf atas penanganan memalukan terhadap banyak tuduhan pelecehan. Tetapi Gereja Katolik menampik rekomendasi kunci yang diajukan Komisi Kerajaan bahwa pendeta harus melaporkan pengakuan pelecehan yang dikemukakan kepada mereka sekalipun pengakauan itu rahasia. Uskup Agung Melbourne Denis Hart mengatakan, tiap pendeta yang membuka segel pengakuan akan diekskomunikasi, dikeluarkan dari Gereja dan tidak bakal mendapat pemakaman secara Katolik.
Lebih dari 2500 kasus perlakuan tidak senonoh yang telah dilaporkan kepada pihak berwenang dan ada 230 penuntutan kriminal yang sudah dimulai. [al]