Bali adalah penyumbang devisa pariwisata terbesar bagi Indonesia, sekitar 70 triliun rupiah per tahun namun dampak aktivitas Gunung Agung yang masih berstatus awas bisa mengancam perolehan devisa ini.
Berdasarkan statistik Departemen Pariwisata Indonesia, sampai bulan Oktober 2017 jumlah wisman yang berkunjung ke Bali mencapai 5.014.713 separuh dari target nasional. Pariwisata Bali tumbuh 23,9 % dari tahun sebelumnya, jauh di atas pertumbuhan rata-rata kawasan lain di Indonesia sebesar 7,2 persen per tahun bahkan dibandingkan dengan pariwisata di Asia Tenggara.
Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Tjokorda Artha Ardana Sukawati hari Selasa (12/12/2017) mengatakan setelah bandara internasional Ngurah Rai ditutup selama tiga hari (27-29 November 2017) terkait asap Gunung Agung,tingkat hunian hotel sekarang menurun 70 %, merugikan industri perhotelan sekitar 140 miliar per hari.
Maskapai penerbangan China, Australia, dan Singapura hingga kini belum memulihkan penerbangannya ke Bali.
Tjokorda Artha Ardana Sukawati mengatakan pihaknyasudah memohon pencabutan larangan perjalanan (travel advisory) ke Bali dan berupayameyakinkan pasar wisman lewat perwakilan negara asing.
“Kita akan mengundang para duta besar yang ada di Indonesia untuk datang melihat langsung situasi di Bali dan diharapkan menyampaikan ke maskapai-maskapai penerbangan asing bahwa Bali aman,” tukasnya.
Tempat-tempat wisata populer di Bali sampai hari Rabu pagi (13/12) masih lengang. Wayan Nawa dari Ayodya Resort Bali di Kuta mengatakan tingkat hunian hotelnya dan hotel-hotel disekitarnya kini hanya berkisar 20%. Ia mengatakan “tidak banyak yang bisa dilakukan pengelola hotel dan pariwisata Bali selain memberi kesempatan karyawan cuti serta berharap aktivitas Gunung Agung berakhir secepatnya”.
Dwi Dahlia dari Dwi Angel Travel di Denpasar, Bali yang biasanya sibuk dengan jadwal tur sekarang merasakan dampak terburuk dengan tidak satupun mendapat wisatawan baru. “Kita rasakan mereka sudah merasa berhaya untuk datang ke Bali, travel warning di setiap negara,” ujarnya
Tidak ada yang bisa memperkirakan pariwisata Bali pada tahun 2018 meskipun Bali sudah mencapai target kunjungan wisatawannya untuk tahun 2017, tapi pemulihan pariwisata akan sangat bergantung pada perusahaan penerbangan dan ketenangan alam Gunung Agung. [my]