Tautan-tautan Akses

Gerakan Siswa SMU Dorong Debat Kepemilikan Senjata di AS


David Hogg, siswa senior SMU Marjory Stoneman Douglas, berbicara pada sebuah pawai menuntut pengendalian penggunaan senjata yang lebih ketat. Pawai itu berlangsung tiga hari setelah penembakan di sekolahnya, di Fort Lauderdale, Florida, 17 Februari 2018.
David Hogg, siswa senior SMU Marjory Stoneman Douglas, berbicara pada sebuah pawai menuntut pengendalian penggunaan senjata yang lebih ketat. Pawai itu berlangsung tiga hari setelah penembakan di sekolahnya, di Fort Lauderdale, Florida, 17 Februari 2018.

Seminggu setelah 17 orang kawan-kawan dan gurunya tewas dibunuh di Florida, David Hogg, seorang siswa SMA dan kawan-kawannya berhasil meluncurkan gerakan yang akan mengubah perdebatan tentang pemilikan senjata api dan mungkin akan mempengaruhi hasil pemilihan umum sela tahun ini.

Hogg dan kawan-kawannya yang selamat dalam pembantaian yang terjadi 14 Februari di SMU Parkland itu menuntut para anggota Kongres untuk membatasi penjualan senjata dan menarget politisi yang mendapat uang dari kelompok pelobi pro-senjata api National Rifle Association (NRA).

Baca: Pelajar, Guru Korban Penembakan Sekolah Sampaikan Pesan Emosional ke Trump

Para siswa itu juga menggunakan media sosial guna mendesak rekan-rekan mereka di seluruh negara untuk mengadakan Pemogokan Nasionalpada 14 Maret dan berkumpul di Washington 10 hari kemudian dalam demonstrasi bertema “Pawai Untuk Menyelamatkan Jiwa Kami”.

Hogg mengatakan lewat televisi, “kita harus turun ke jalan untuk memberi tahu semua orang berapa banyak dana yang diperoleh politisi dari NRA.”

Siswa SMU South Plantation membawa poster dan meneriakkan slogan berpawai di jalan untuk mendukung pengendalian penggunaan senjata api setelah penembakan di SMU Marjory Stoneman Douglas, di Plantation, Florida, 21 Februari 2018.
Siswa SMU South Plantation membawa poster dan meneriakkan slogan berpawai di jalan untuk mendukung pengendalian penggunaan senjata api setelah penembakan di SMU Marjory Stoneman Douglas, di Plantation, Florida, 21 Februari 2018.

Gerakan siswa SMU itu agaknya telah mendapat lebih banyak kemajuan hanya dalam beberapa hari dibanding usaha bertahun-tahun yang dilancarkan oleh kelompok anti-senjata api. Gerakan anti-senjata api itu ditentang keras oleh Partai Republik dalam Kongres untuk mempertahankan “hak konstitusional tiap warga untuk memiliki senjata.”

Hak itu tercantum dalam Amandemen Kedua UUD Amerika yang mengatakan: “Adanya milisi yang teratur baik, yang perlu untuk menjaga keamanan negara yang merdeka, (maka) hak rakyat untuk mempunyai dan membawa senjata api tidak bisa diganggu gugat.”

Kelompok pro-senjata api memanfaatkan bagian kalimat yang mengatakan “hak rakyat untuk mempunyai senjata api tidak bisa diganggu gugat”, tapi mengabaikan bagian pertama Amandemen itu yang mensyaratkan perlunya ada “milisi yang teratur baik”.

Gerakan siswa SMU itu telah mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk menghentikan sumbangan mereka kepada NRA dan menekan anggota Kongres supaya jangan menerima sumbangan dari kelompok pelobi senjata itu.

Baca: Para Pelajar AS Kecam Politisi Atas Penembakan Sekolah

Siswa-siswa aktivis itu juga telah berhasil mengumpulkan jutaan dolar sumbangan dari selebritas seperti Oprah Winfrey dan bintang film terkenal George Clooney. Mereka juga mendapat bantuan iklan gratis dari tokoh-tokoh Hollywood dan bantuan organisasi dari kelompok Women’s March, yang mendesak persamaan hak bagi perempuan dan dihentikannya pelecehan seksual.

Partai Demokrat juga ikut mendukung gerakan siswa-siswa itu, karena berharap gerakan itu bisa membantu mereka dalam pemilihan sela akhir tahun ini untuk mengisi kursi DPR dan Senat.

Kata pakar strategi Demokrat Rodell Mollineau, “masalah kekerasan senjata yang dialami negeri ini mungkin membutuhkan dorongan dari generasi baru dan bukannya dari kelompok-kelompok partisan yang punya kepentingan masing-masing.” [ii]

XS
SM
MD
LG