Tautan-tautan Akses

Gerakan Anti-Aborsi di Amerika Bujuk Masyarakat Berubah Pikiran


Orang-orang memegang spanduk pada demonstrasi anti-aborsi di Capitol negara bagian Arkansas. (Foto: AP)
Orang-orang memegang spanduk pada demonstrasi anti-aborsi di Capitol negara bagian Arkansas. (Foto: AP)

Aborsi menjadi isu yang memecah AS. Sebagian mendukung praktik tersebut, sementara lainnya menolak. Mark Baumgartner termasuk ke dalam kelompok kedua. Ia dan kelompok gerakan anti-aborsinya, A Moment of Hope, gigih membujuk perempuan yang memilih melakukan prosedur aborsi agar berubah pikiran.

Mark Baumgartner memarkir mobil karavannya yang berstiker “Tes USG Kehamilan” di luar klinik Planned Parenthood di Columbia, South Carolina. Ia mengatakan, dirinya tidak mencoba untuk mempermalukan atau membuat takut para perempuan yang ingin melakukan aborsi.

Mantan pilot berusia 53 tahun itu berhenti dari pekerjaannya 10 tahun lalu untuk mendirikan A Moment of Hope, sebuah kelompok gerakan anti-aborsi.

Sementara Planned Parenthood sendiri adalah lembaga nonprofit yang menyediakan perawatan kesehatan reproduksi, termasuk prosedur aborsi, di AS dan seluruh dunia.

Demonstran anti-aborsi di depan Mahkamah Agung AS, 1 Desember 2021, di Washington. (Foto: AP)
Demonstran anti-aborsi di depan Mahkamah Agung AS, 1 Desember 2021, di Washington. (Foto: AP)

Kepada Associated Press, Mark mengatakan: “Ada kelompok-kelompok (anti-aborsi) lain yang datang dengan pola pikir untuk berkhotbah atau meneriaki para ibu. Kami rasa itu justru merugikan (gerakan ini). Misi kami di sini, di depan klinik aborsi, adalah menjadi harapan terakhir dan menolong para ibu yang datang untuk melakukan aborsi.”

Setiap pagi, anggota kelompoknya berdiri di sekitar klinik Planned Parenthood, siap menyambut mereka yang berkunjung ke klinik itu untuk menjalani prosedur aborsi.

“Bapa di Surga, kami memohon pertolonganmu hari ini. Kami berdoa semoga tidak ada aborsi hari ini,” katanya melalui sambungan radio kepada para anggota.

Aktivis anti-aborsi berunjuk rasa di luar Mahkamah Agung AS, selama March for Life di Washington, 18 Januari 2019. (Foto: AP)
Aktivis anti-aborsi berunjuk rasa di luar Mahkamah Agung AS, selama March for Life di Washington, 18 Januari 2019. (Foto: AP)

Setiap kali ada mobil yang masuk ke area klinik, Mark melambaikan tangannya, sementara anggota kelompoknya mengulurkan tangan mereka untuk menawarkan bingkisan berisi informasi, produk perawatan, dan miniatur janin plastik, sebagai cara untuk membuka obrolan dengan para pengunjung klinik.

“Kami ingin berbicara dengan Anda. Kami membawa bingkisan untuk Anda,” lantang Mark. “Kami hanya perlu lima sampai sepuluh detik dari waktu Anda.”

Di dalam mobil karavan, ia dan anggotanya akan mengajak bicara perempuan-perempuan itu, berdoa bersama mereka, dan menawari mereka untuk melakukan USG kehamilan.

“Banyak ibu yang datang untuk melakukan aborsi merasa ketakutan. Mereka merasa terjebak. Banyak dari mereka merasa tertekan berada di sini. Untuk itu, kami menawarkan bantuan dan sumber daya bagi mereka untuk memperluas pilihan," ujar Mark Baumgartner.

Gerakan Anti-Aborsi di Amerika Bujuk Masyarakat Berubah Pikiran
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:17 0:00

Apabila bersedia, kelompoknya akan menghubungkan sang ibu dengan “tim perawatan kehamilan,” yang terdiri dari anggota gereja setempat, yang akan melakukan pendampingan selama satu tahun dan menawarkan bantuan serta dukungan.

Sementara itu, Allison Terracio, manajer program advokasi klinik Planned Parenthood, mengatakan bahwa yang dilakukan kelompok-kelompok seperti A Moment of Hope adalah ikut campur dalam apa yang sudah menjadi keputusan terberat bagi sebagian besar perempuan yang datang.

“Setiap orang punya pemikiran masing-masing. Mereka tahu situasi mereka sendiri. Hal pertama yang dikatakan kepada saya oleh seseorang yang datang ke klinik ini, setelah mereka berhadapan dengan para pengunjuk rasa, adalah, ‘Mereka tidak tahu hidup saya. Mereka tidak tahu apa yang saya lalui.’” kata Allison kepada AP.

Tahun lalu, Mark memperkirakan klinik itu melakukan 1.600 prosedur aborsi, sedangkan kelompoknya, A Moment of Hope, dapat membujuk 66 perempuan untuk berubah pikiran.

Mahkamah Agung AS diperkirakan akan membatalkan keputusan kasus Roe lawan Wade pada tahun 1973, yang melegalisasi praktik aborsi di seluruh Amerika.

Mark yakin negara bagiannya akan segera melarang praktik tersebut.

Sementara itu, jajak pendapat Pew Research Center Maret lalu menunjukkan bahwa 61% penduduk dewasa AS berpendapat aborsi seharusnya legal dalam semua atau sebagian kasus – hanya 37% yang mengatakan sebaliknya.

Serupa dengan itu, jajak pendapat oleh Gallup Mei lalu juga menunjukkan bahwa 55% responden mendukung aborsi – angka tertinggi sejak jajak pendapat tersebut dilakukan tahun 1995 oleh lembaga itu. [rd/lt]

XS
SM
MD
LG