Para pendukung hak-hak aborsi turun ke jalan-jalan di seluruh Amerika Serikat pada Sabtu (14/5) untuk menyuarakan kemarahan mereka terhadap kemungkinan Mahkamah Agung mencabut hak-hak aborsi.
Teriakan "Tubuhku, pilihanku" membahana sementara para aktivis berkomitmen memperjuangkan apa mereka katakan sebagai kebebasan reproduksi.
Kemarahan massa itu dipicu oleh bocornya sebuah rancangan opini yang mengisyaratkan bahwa pengadilan yang mayoritas hakimnya konservatif itu akan memutuskan untuk mencabut putusan penting dalam kasus Roe vs Wade. Para aktivis berdemonstrasi untuk menyuarakan kemarahan dan memobilisasi untuk masa depan ketika negara bagian yang didominasi Partai Republik akan mengetatkan pembatasan.
Di Ibu Kota AS, Washington DC, ribuan orang berkumpul di bawah hujan gerimis di Monumen Washington untuk menyimak beberapa pidato sebelum berpawai ke Mahkamah Agung, yang kini dikelilingi dua lapis pagar keamanan.
Segelintir demonstran anti-aborsi menyuarakan pesan berlawanan. Jonathan Darnel, aktivis anti-aborsi, berteriak di depan mikrofon, "Aborsi bukan layanan kesehatan, karena kehamilan bukan penyakit."
Dari Pittsburgh hingga Pasadena, California, dan Nashville, Tennessee, ke Lubbock, Texas, puluhan ribuan orang ikut dalam acara "Bans off our Bodies" atau "Jangan larang tubuh kami."
Berbagai jajak pendapat memperlihatkan kebanyakan warga AS ingin mempertahankan akses ke aborsi -- setidaknya pada tahap awal kehamilan. Namun, Mahkamah Agung sepertinya akan membiarkan negara-negara bagian yang memutuskan hal itu. Apabila itu terjadi, sekitar separuh AS, kebanyakan di bagian Selatan dan Midwest, diperkirakan akan melarang aborsi. [vm/ft]