Tautan-tautan Akses

Gencatan Senjata Runtuh, Ibukota Ukraina dalam Konflik


Demonstran anti-pemerintah mengangkat mayat yang ditutupi kain dalam proses pemindahan belasan mayat dari lobby hotel ke rumah sakit.
Demonstran anti-pemerintah mengangkat mayat yang ditutupi kain dalam proses pemindahan belasan mayat dari lobby hotel ke rumah sakit.

Hari Kamis adalah hari paling berdarah di Ukraina sejak masa pemerintahan Uni Soviet, ketika pecah bentrokan sengit di pusat Kyiv antara polisi anti huru hara dan para demonstran anti-pemerintah.

Pejabat-pejabat setempat mengatakan 39 orang tewas, sehingga jumlah total korban selama tiga hari ini sedikitnya 69 tewas.

Namun, para pejabat kesehatan yang membantu demonstran mengatakan 70-100 orang tewas pada hari Kamis saja, sebagian mati ditembak oleh penembak jitu pemerintah. Ratusan orang lainnya dilaporkan cedera.

Di tempat lain, rekaman gambar televisi dari kota di bagian barat Lviv menunjukkan kekacauan, selagi demonstran melempari gedung-gedung pemerintah dengan bom bensin, dan sejumlah polisi tampak tidak bersedia turun tangan.

Gedung Putih mengatakan berang atas gambar-gambar yang menunjukkan pasukan keamanan Ukraina menembakkan senjata otomatis kepada rakyat mereka sendiri.

Pernyataan Amerika menghimbau Presiden Viktor Yanukovych untuk segera menarik pasukan keamanannya dari pusat kota Kyiv dan menghormati hak demonstrasi damai. Amerika juga mendorong para demonstran untuk mengekspresikan diri secara damai dan mendesak militer Ukraina untuk tidak terlibat dalam konflik yang sebenarnya dapat dan harus diselesaikan dengan langkah-langkah politik.

Di Brussels, menteri-menteri luar negeri Uni Eropa sepakat dalam sidang darurat hari Kamis untuk menjatuhkan sanksi terhadap pejabat-pejabat Ukraina yang dianggap bertanggung jawab dalam mendalangi kekerasan di ibukota. Sanksi-sanksinya mencakup larangan pemberian visa, pembekuan aset dan larangan ekspor peralatan anti huru-hara kepada pemerintah Ukraina. Amerika menjatuhkan sanksi serupa hari Rabu.

Tiga menteri luar negeri Uni Eropa, Laurent Fabius dari Prancis, Frank-Walter Steinmeier dari Jerman dan Rodoslaw Sikorski dari Polandia berada di Kyiv, di mana mereka bertemu Presiden Yanukovych guna membahas krisis tersebut.

Yanukovych dan para pemimpin demonstrasi anti-pemerintah telah menyepakati gencatan senjata hari Rabu, untuk "mengakhiri pertumpahan darah dan menstabilkan situasi demi kepentingan perdamaian sosial." Tetapi gencatan senjata itu dilanggar hanya beberapa jam kemudian.
XS
SM
MD
LG