Tanggal 8 Maret adalah Hari Perempuan Internasional, yang dirayakan dengan festival, konser dan pameran di seluruh dunia untuk merayakan pencapaian perempuan di masyarakat. Para fotografer Reuters berbicara dengan sejumlah perempuan dari profesi yang berbeda-beda di seluruh dunia mengenai pengalaman mereka soal ketidaksetaraan gender.
Perempuan Bekerja Bahas Ketidaksetaraan Gender

1
Grace Ocol, 40, operator mesin backhoe, berfoto di Tubay, Agusan del Sur, Filipina (16/2). Ibu tiga anak itu mengatakan, "Ada beberapa pekerja perempuan yang mengemudikan truk besar dan backhoe. Kalau laki-laki bisa, kenapa perempuan tidak? Saya lebih baik dari para laki-laki itu, mereka hanya bisa mengemudikan truk di sini, tapi saya bisa kedunya." (Reuters/Erik De Castro)

2
Ram, 46, berpose di depan kios bunganya di Bangkok, Thailand (26/2). "Di pasar ini laki-laki melakukan pekerjaan berat, memanggul barang berat, mengangkut ke truk," ujar Ram. (Reuters/Jorge Silva)

3
Valerie Perron, 53, seorang penambak kerang, berpose di atas kapalnya di Andrnos, Perancis barat daya (17/2). "Tidak boleh dilupakan bahwa perempuan, para ibu, adalah yang membesarkan anak-anak laki-laki. Jadi tergantung kita untuk mengubah mentalitas dengan membesarkan anak sedari kecil dengan semangat kesetaraan dan keseimbangan dengan perempuan. Kita harus mengubah mentalitas dari pendidikan anak usia dini. Anak laki-laki boleh bermain dengan boneka, anak perempuan boleh main mobil-mobilan," ujar Perron. (Reuters/Regis Duvignau)

4
Merylee, 26, seorang tentara, difoto di Nice, Perancis (23/2). "Keseimbangan (gender) dalam militer sudah ada, seragam lah yang mengambil preseden terhadap gender," ujar Merylee. (Reuters/Eric Gaillard)