Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi kemunduran Selasa (24/1) ketika Mahkamah Agung negara itu memutuskan bahwa pemerintah memerlukan persetujuan Parlemen untuk memulai proses meninggalkan Uni Eropa.
Jalan Menuju Brexit Semakin Berliku

1
Demonstran anti-Brexit Richard Kirker mengatakan, "Perdana menteri kami berpikir, dan itu memalukan, bahwa ia memilik mandat untuk menekan parlemen dan menggunakan suara konservatif yang mayoritas untuk membawa kita keluar Eropa." (VOA/J. Godman)

2
Untuk warga Inggris lainnya, perpisahan dengan Uni Eropa seharusnya terjadi lebih cepat. Mereka melihat keputusan Mahkamah Agung sebagai pelanggaran prinsip-prinsip demokrasi karena rakyat telah memberikan suara dalam referendum. (VOA/J. Godman)

3
Untuk sebagian orang, keputusan Mahkamah Agung adalah kemenangan kecil untuk berjuang agar Inggris tetap ada di dalam Uni Eropa. (VOA/J. Godman)

4
"Kemenangan untuk demokrasi, dan hantaman untuk pemerintah," tulis seorang anggota parlemen di Twitter. (VOA/J. Godman)