Tautan-tautan Akses

Filipina Laporkan Kematian Pertama karena Virus Corona di Luar China


Sebuah ambulans mengangkut pasien yang diduga terpapar corona ke Rumah Sakit San Lazaro di Manila, Filipina, Minggu (2/2).
Sebuah ambulans mengangkut pasien yang diduga terpapar corona ke Rumah Sakit San Lazaro di Manila, Filipina, Minggu (2/2).

Seorang laki-laki di Filipina hari Minggu (2/2) meninggal akibat virus Korona, menandai kematian pertama akibat virus itu di luar China. Pejabat provinsi Hubei, China tengah, tempat wabah bermula, hari Sabtu mengatakan, sedikitnya sudah 304 orang meninggal dan lebih dari 14.500 tertular.

Sudah berpekan-pekan Wuhan ditutup. Tidak boleh ada orang yang masuk ataupun keluar dari kota di provinsi Hubei, itu. Hari Minggu, China mengumumkan ditutupnya Wenzhou, kota yang berjarak sekitar 800 kilometer dari Wuhan.

Berbagai laporan, termasuk beberapa dari penduduk Wuhan, menunjukkan bahwa informasi awal tentang wabah itu ditutup-tutupi, dan banyak orang, termasuk dokter, yang mengatakan tentang virus itu pada Desember lalu diancam oleh pemerintah atau bahkan ditahan.

"Desas-desus tentang awal wabah ini beredar di internet China sejak Desember," ujar Flora Fauna, warga Amerika yang tinggal di Wuhan dan meminta diidentifikasi dengan nama samaran itu kepada VOA. "Jadi, sebagai tanggapan, pemerintah kota mengirim polisi untuk menangkap para penyebar informasi ini," katanya.

Surat kabar New York Times merilis laporan akhir pekan, yang mengindikasikan bahwa tanggapan awal pemerintah China atas virus itu mungkin telah memperburuk epidemi tersebut.

Australia, Jepang dan Singapura hari Sabtu mengumumkan pembatasan ketat terhadap orang asing, yang baru-baru ini pernah ke China, karena khawatir akan virus korona itu, setelah Amerika mengumumkan pembatasan serupa dan sebelumnya menyatakan darurat kesehatan masyarakat. Israel, Malaysia, Mongolia dan Filipina telah mengumumkan tindakan serupa.

Taiwan hari Sabtu juga mengumumkan tambahan pembatasan perjalanan. Tindakan itu diambil sementara pemerintah China mengumumkan kenaikan jumlah kematian akibat wabah itu.

Juga hari Sabtu, Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper menyetujui permintaan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (Health and Human Services - HHS) untuk membantu menampung 1.000 orang yang mungkin terpapar virus korona dan perlu dikarantina begitu tiba di Amerika dari luar negeri, departemen itu mengatakan dalam pernyataan hari Sabtu.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengumumkan wabah itu sebagai darurat kesehatan global hari Kamis karena khawatir virus itu akan menyebar ke negara-negara yang lebih miskin yang akan mengalami kesulitan besar dalam mengatasinya. WHO telah menyatakan tidak merekomendasikan negara-negara melarang perjalanan atau membatasi perdagangan dengan China. Virus itu terdeteksi di setidaknya 27 negara, sebagian besar kasus terjadi pada mereka yang pernah ke China.

Meluasnya penyebaran virus korona menyebabkan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Alex Azar untuk juga mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada hari Jumat dan menolak warga asing yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke China, memasuki Amerika kecuali kalau anggota keluarga intinya adalah warga Amerika.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika telah mengukuhkan delapan kasus virus korona di Amerika. Pejabat-pejabat kesehatan mengatakan pasien terbaru adalah laki-laki di Massachusetts, yang jatuh sakit setelah pergi ke China. [ka/ii]

XS
SM
MD
LG