Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Minggu (24/3) mengancam, bahwa orang-orang yang berspekulasi dalam bidang keuangan dan memborong mata uang asing karena memperkirakan mata uang lira akan jatuh, akan mendapat kerugian besar.
Mata uang Turki lira anjlok lebih dari empat persen dibanding dolar Amerika hari Jumat (22/3), penurunan terbesar dalam satu hari sejak dimulainya krisis mata uang Turki bulan Agustus lalu, dan meningkatkan keprihatinan bahwa lebih banyak warga Turki yang membeli mata uang asing karena memburuknya hubungan Turki dan Amerika.
Data Bank Sentral menunjukkan bahwa deposito mata uang asing dan logam-logam mulia yang dimiliki warga Turki telah mencapai rekor tertinggi minggu lalu. Kata para pakar ekonomi ini disebabkan turunnya kepercayaan publik terhadap mata uang lira.
Ketika berbicara di muka rapat umum kampanye di Turki, presiden Erdogan mengatakan “sebagian orang berusaha menjatuhkan nilai lira dibanding mata uang asing lainnya.”
“Saya menyerukan kepada semua orang yang mengadakan kegiatan seperti itu menjelang pemilihan umum, bahwa kami sudah mengetahui identitas kalian. Kami tahu apa yang kalian lakukan, dan setelah pemilu nanti, kalian akan mendapat kerugian besar,” kata Erdogan.
Erdogan tidak secara jelas menyebut siapa orang-orang yang berspekulasi dengan mata uang lira itu, tapi hari Sabtu, para pejabat bank dan pasar uang mengatakan telah melancarkan penyelidikan atas laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan keuangan Amerika JP Morgan yang menimbulkan spekulasi di dalam bursa di Istanbul.
JP Morgan tidak bersedia memberikan komentar atas tuduhan itu, yang mengatakan ada risiko besar bahwa mata uang lira akan terus anjlok setelah pemilihan lokal, dan menganjurkan para nasabahnya untuk menyimpan uang dalam mata uang dolar Amerika.
Menurut Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak, para spekulator sedang berusaha menghancurkan perekonomian Turki lewat media sosial, dan menambahkan bahwa manipulasi ini mirip dengan yang terjadi ketika berlangsung demonstrasi anti-pemerintah tahun 2013. (ii)