Tautan-tautan Akses

Enam Bayi di Gaza Meninggal karena Hipotermia dalam 2 Minggu Terakhir


Ella Sarsak, bayi berusia dua bulan dirawat di inkubator di Rumah Sakit Patient Friend di Kota Gaza, akibat cuaca dingin, Selasa, 25 Februari 2025. (Foto: Jehad Alshrafi/AP Photo)
Ella Sarsak, bayi berusia dua bulan dirawat di inkubator di Rumah Sakit Patient Friend di Kota Gaza, akibat cuaca dingin, Selasa, 25 Februari 2025. (Foto: Jehad Alshrafi/AP Photo)

Suhu udara di Jalur Gaza anjlok dalam beberapa hari terakhir di bawah 10 derajat Celcius pada malam hari. Sementara itu, aliran listrik di daerah itu terputus sejak hari pertama perang.

Sedikitnya enam bayi telah meninggal akibat hipotermia dalam dua minggu terakhir di Jalur Gaza, di mana semasa gencatan senjata ini ratusan ribu orang tinggal di tenda-tenda pengungsian dan reruntuhan gedung yang rusak akibat perang Israel-Hamas.

Suhu udara telah anjlok dalam beberapa hari terakhir. Wilayah pesisir mengalami musim dingin yang dingin dan basah, dengan suhu anjlok di bawah 10 derajat Celcius pada malam hari dan badai bertiup dari Laut Mediterania.

Kepala Departemen Anak-Anak di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Dr. Ahmed al-Farah, mengatakan kepada the Associated Press bahwa pada Selasa (25/2) ia telah menerima jenazah seorang bayi perempuan berusia dua bulan.

"Saat fajar hari ini, seorang bayi perempuan Palestina berusia dua bulan, meninggal karena penurunan suhu yang sangat tajam. Ia tidak menderita penyakit apa pun, atau mengalami masalah pada jantung atau sistem pernapasan, tetapi dia berada di dalam tenda pengungsi di tengah suhu udara yang terus turun sehingga ia kedinginan, dan ini menyebabkan kematiannya," tutur Ahmed.

Ayah bayi itu, Yusuf al-Shinbari, mengatakan mendapati bayinya “membeku, dingin, dengan darah keluar dari hidungnya” pada Senin (24/2)tengah malam ,

“Saya melepaskan kancing bajunya dan menepuk-nepuknya, tetapi ia sudah tidak bernafas lagi, jantungnya tidak berdetak lagi. Padahal kemarin saya masih bermain dengannya, memandikannya dan menciuminya. Saya sangat bahagia dengan kelahirannya, ia sangat cantik bak rembulan. Namun, ia meninggalkan saya dalam hitungan jam," ujar Yusuf.

Saat laporan ini disampaikan, dokter Al-Farah mengatakan dua bayi lainnya sedang dirawat di rumah sakit itu karena radang dingin. Salah seorang diizinkan meninggalkan rumah sakit hari ini, tetapi yang lainnya masih berada di ruang perawatan intensif.

"Yusuf dirawat di ICU karena penurunan suhu tubuh yang sangat drastis. Saat tiba di rumah sakit, tubuhnya sudah membiru dan suhu tubuhnya sangat rendah. Sekitar 30 derajat Celsius saja. Ini kita bicara tentang sekitar tujuh atau delapan derajat di bawah kisaran normal suhu tubuh bayi," kata Ahmed.

Ella Sarsak, bayi berusia dua bulan dirawat di inkubator di Rumah Sakit Patient Friend di Kota Gaza, akibat cuaca dingin, Selasa, 25 Februari 2025. (Foto: Jehad Alshrafi/AP Photo)
Ella Sarsak, bayi berusia dua bulan dirawat di inkubator di Rumah Sakit Patient Friend di Kota Gaza, akibat cuaca dingin, Selasa, 25 Februari 2025. (Foto: Jehad Alshrafi/AP Photo)

Dr. Saeed Salah di Rumah Sakit Patient's Friends di Kota Gaza mengatakan lima bayi berusia satu bulan atau lebih muda telah meninggal karena kedinginan dalam dua minggu terakhir, termasuk bayi berusia satu bulan yang meninggal pada Senin (24/2). Seorang bayi lainnya telah ditempatkan pada ventilator.

Salah mengatakan bayi-bayi ini tinggal di kamp-kamp dan sekolah-sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan di Gaza utara, “di mana suhu udara sangat dingin dan tidak ada alat penghangat.”

“Bayi-bayi ini datang dari kamp-kamp pengungsi dan sekolah yang menjadi tempat penampungan, di mana suhu udara luar biasa dingin, sama sekali tidak ada penghangat. Tidak ada listrik, tidak ada gas, tidak ada bensin, tidak ada apapun untuk menghangatkan diri, dan mereka – juga keluarga mereka – terpapar suhu sangat dingin," ujar Salah.

Dr. Saeed Salah dengan lirih mengatakan dari sembilan kasus bayi yang mengalami penurunan suhu tubuh sangat drastis yang ditanganinya, lima bayi meninggal dunia.

“Sayangnya… dari sembilan kasus yang saya tangani, lima meninggal dunia. Salah seorang bayi yang meninggal baru berusia 15 hari. Lima belas hari… Satu jam setelah ia tiba di rumah sakit ini, ia menghembuskan nafas terakhir. Satu bayi lainnya meninggal setelah delapan jam. Seorang lainnya setelah lima hari dalam perawatan kami," ujar Salah.

Bantuan kemanusiaan belum menjangkau semua pengungsi

Departemen Pencatatan di Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan telah mencatat 15 kematian akibat hipotermia pada musim dingin ini, semuanya adalah anak-anak.

Gencatan senjata yang menghentikan perang selama 16 bulan antara Israel dan kelompok militan Hamas telah memungkinkan terjadinya lonjakan bantuan kemanusiaan, terutama makanan. Namun, penduduk mengatakan masih ada kekurangan selimut dan pakaian hangat, dan hanya sedikit kayu yang tersedia untuk menyalakan api.

Tidak ada aliran listrik di Gaza sejak beberapa hari pertama perang, dan bahan bakar untuk generator sangat langka. Banyak keluarga berkumpul di atas pasir yang lembab atau reruntuhan bangunan beton. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG