Jumlah infeksi virus corona harian melonjak lagi di Australia, Jumat (31/12), ke rekor terbaru, yakni lebih dari 32.000. Lonjakan terjadi hanya beberapa hari setelah negara itu mencatat jumlah kasus harian yang melampaui 10.000 untuk pertama kalinya.
Para ahli mengatakan ledakan kasus itu didorong oleh varian omicron yang sangat menular dan dilonggarkannya pembatasan baru-baru ini di Sydney dan daerah-daerah lainnya.
Lebih dari 15.000 kasus baru dilaporkan di Sydney. Sekitar 5.000 kasus lain datang dari tempat lain di negara bagian New South Wales. Negara bagian Victoria, di mana kota terbesar kedua negara itu, Melbourne, terletak, mengukuhkan hampir 6.000 kasus baru.
Sementara rawat inap dan kematian meningkat akibat lonjakan itu, sejauh ini jumlahnya belum mencapai tingkat keparahan seperti pada gelombang-gelombang sebelumnya. Banyak kota yang berencana tetap merayakan Malam Tahun Baru, termasuk pertunjukan kembang api yang terkenal dari Jembatan Pelabuhan Sydney dan Rumah Opera Sydney.
Pihak berwenang memperkirakan kerumunan yang jauh lebih kecil daripada tahun-tahun sebelum pandemi. Sebanyak 1 juta orang biasanya datang untuk bersuka ria di pusat kota Sydney sambil menikmati pertunjukan kembang api itu.
Perdana Menteri Scott Morrison tetap optimistis meskipun jumlah kasus virus meningkat dan banyak bencana alam terjadi di negara itu baru-baru ini. “Meskipun ada pandemi, lockdown, banjir, kebakaran, kemarau yang berkelanjutan di beberapa daerah, angin topan, dan bahkan wabah tikus, Australia saat ini lebih kuat daripada tahun lalu. Dan kami lebih aman,'' kata Morrison dalam pesan Malam Tahun Baru-nya. “Kita memiliki salah satu tingkat kematian terendah dan tingkat vaksinasi COVID tertinggi di dunia,'' katanya.
Di negara bagian New South Wales, pejabat melaporkan enam kematian baru sementara 763 pasien dirawat di rumah sakit, termasuk 69 dalam perawatan intensif. Negara bagian itu kesulitan memenuhi permintaan orang-orang untuk tes, sehingga antrean bisa hingga berjam-jam. [ab/ka]