Diaspora India yang tinggal di Amerika menyaksikan dengan ngeri ketika India berjuang melawan gelombang kedua COVID-19 yang menghancurkan, sementara di AS vaksinasi berlangsung dengan gencar.
Bagi orang India yang tinggal di Amerika, berita menyedihkan setiap hari dari tanah air mengingatkan mereka bahwa pandemi masih jauh dari selesai.
Salah seorang dari mereka adalah Varsha Mehta yang tinggal di Virginia. “Memilukan. Mereka tidak memiliki tempat tidur. Orang-orang sekarat… setiap hari 4.000 orang sekarat. Situasi yang tidak terbayangkan," ujarnya.
Warga Amerika lainnya yang juga keturunan India, Nikhio, mengatakan demokrasi terbesar di dunia itu tidak dipersiapkan secara memadai dalam menghadapi pandemi ini.
Sedangkan Sriker menyalahkan pemerintah India. “Tentu saja dalam keluarga saya terdapat orang-orang tua yang sudah divaksinasi atau setidaknya mendapat dosis pertama, tetapi kita bisa melihat bahwa vaksinasi belum cukup ampuh, dan mungkin kita bisa mengatakan bahwa itu kesalahan pemerintah. Mereka tidak berkomitmen untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan sebelum pemerintah mencabut semua pembatasan dan mengatakan bahwa COVID sudah tidak ada di India sekarang, kita akan baik-baik saja.”
Dengan lebih dari 20,2 juta kasus, India memiliki jumlah infeksi COVID-19 tertinggi kedua setelah Amerika dan jumlah kematian tertinggi ketiga setelah AS dan Brazil.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Selasa (4/5), mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika terus mengirim bantuan ke India.
“Enam pengiriman melalui udara yang didanai USAID sudah meninggalkan Amerika, lima di antaranya sudah sampai di India. Kiriman ini termasuk pasokan kesehatan, oksigen, pasokan oksigen, masker N95, tes diagnostik cepat, dan obat-obatan."
Tapi bagi banyak warga di India bantuan tersebut mungkin terlambat.
Diaspora India di AS juga membantu dengan mengumpulkan dana guna meringankan penderitaan banyak warga India.
Bagi lebih dari 4 juta keturunan India di AS, mereka menyaksikan perbedaan yang sangat kontras. Di AS vaksinasi meningkat, sementara di India pandemi meraja lela.
Presiden AS Joe Biden menargetkan 70 persen dari semua orang dewasa di Amerika sekurangnya mendapat satu suntikan vaksin COVID-19 dalam dua bulan ke depan. Berbicara di Gedung Putih hari Selasa, Biden menguraikan tujuan terbarunya untuk memvaksinasi lebih banyak warga.
“Sasaran kita pada 4 Juli adalah 70% orang dewasa Amerika mendapat setidaknya satu suntikan dan 160 juta orang Amerika telah divaksinasi penuh. Itu berarti memberikan hampir 100 juta suntikan, sebagian suntikan pertama, yang lainnya suntikan kedua, dalam 60 hari mendatang. Tentu saja, warga AS masih bisa mendapat vaksinasi setelah 4 Juli, tetapi seharusnya tidak ada yang menunda. Mari kita coba mencapai sasaran 70% itu, setidaknya satu suntikan sebelum hari itu," kata Biden.
Biden, Selasa, juga mengatakan pemerintah bersiap untuk segera mulai memvaksinasi anak-anak jika badan pengawas pangan dan obat-obatan AS (FDA) mengizinkan vaksin dengan dua suntikan buatan Pfizer untuk siswa berusia antara 12 dan 15 tahun. [my/ka]