Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis akan melangsungkan pertemuan dengan dewan keamanan nasional negara itu setelah Turki mengumumkan kapal risetnya akan melangsungkan pengeboran eksplorasi di sebuah kawasan antara Siprus dan Yunani, di bagian timur kawasan Laut Tengah.
Pertemuan dengan dewan itu, yang juga beranggotakan menteri luar negeri dan menteri pertahanan, dijadwalkan berlangsung Senin (10/8) tengah hari.
Turki baru-baru ini mengeluarkan sebuah Navtex, atau pesan keamanan maritim internasional, yang menyebutkan bahwa kapal risetnya, Oruc Reis, dan dua kapal pendukungnya akan melakukan pengeboran eksplorasi mulai 23 Agustus.
Ketegangan meningkat di kawasan itu dalam beberapa bulan terakhir terkait hak pengeboran dan perbatasan maritim. Akhir bulan lalu, Turki mengatakan menunda rencana pengeboran eksplorasinya di wilayah timur Laut Tengah. Langkah itu dipandang banyak pihak sebagai upaya untuk meredakan ketegangan. Namun pekan lalu, Ankara mengecam kesepakatan antara Yunani dan Mesir yang menetapkan perbatasan maritim antara kedua negara dan zona ekonomi eksklusif mereka untuk menegaskan hak-hak pengeboran.
Tahun lalu, Turki menandatangani kesepakatan yang sama dengan pemerintah Libya yang didukung PBB di Tripoli. Kesepakatan itu membangkitkan kemarahan Yunani, Siprus dan Mesir, yang sama-sama menuding bahwa kesepakatan itu melanggar hak-hak ekonomi mereka di Laut Tengah. Uni Eropa bahkan mengatakan, kesepakatan itu merupakan pelanggaran hukum internasional yang mengancam stabilitas regional. Yunani dan Turki telah puluhan tahun terlibat dalam pertikaian menyangkut berbagai isu, termasuk perbatasan maritim.
Kedua negara bertetangga yang sama-sama anggota NATO ini hampir tiga kali terlibat perang sejak pertengahan 1970-an. Penemuan gas alam baru-baru ini, dan rencana pengeboran di wilayah timur Laut Tengah untuk memanfaatkannya, memicu ketegangan baru. [ab/uh]