Dewan HAM PBB mendapat laporan pelanggaran HAM yang luas di Birma dan Korea Utara. Dalam pertemuan hari Senin di Jenewa, Dewan tersebut mendengarkan keterangan kesaksian dari pelapor khusus PBB untuk kedua negara itu.
Pelapor khusus untuk Birma, Tomas Ojea Quintana hari Senin mengatakan Birma sekarang ini sedang berada dalam periode penting sejarahnya. Tambahnya, pemilu direncanakan berlangsung tahun ini memberi peluang bagi pemerintah untuk menyelesaikan sejumlah persoalan HAM dan memulai reformasi demokrasi. Ia menuduh Birma menahan jumlah besar tahanan hati nurani.
Sementara itu, pelapor khusus untuk HAM Korea Utara, Vitit Muntarbhorn, mengatakan Pyongyang melakukan pelanggaran HAM yang “mengerikan dan terus menerus “ terhadap penduduk awam. Ia menyesalkan sikap Korea Utara yang tidak mau bekerjasama dengan penyelidikan yang dilakukan.
Wakil Birma dan Korea Utara di Dewan HAM PBB menolak laporan tersebut.