Tautan-tautan Akses

Departemen Kehakiman: Trump Pecat Pegawai yang Terlibat Penuntutan Presiden


Logo Departemen Kehakiman, 23 Agustus 2024, di Washington. (Foto AP/Mark Schiefelbein)
Logo Departemen Kehakiman, 23 Agustus 2024, di Washington. (Foto AP/Mark Schiefelbein)

Belum jelas jaksa mana saja yang terkena dampak dari perintah tersebut, atau berapa banyak yang bertugas menyelidiki Trump masih bekerja di departemen tersebut ketika Trump mulai menjabat minggu lalu.

Departemen Kehakiman (DOJ) pada Senin (28/1) mengatakan memecat lebih dari dua belas karyawan yang bertugas menuntut secara pidana Presiden Donald Trump. Departemen tersebut bergerak cepat untuk membalas para pengacara yang terlibat dalam penyelidikan tersebut dan mengisyaratkan kesediaan untuk mengambil tindakan yang menguntungkan kepentingan pribadi presiden.

Pemecatan mendadak yang menargetkan jaksa-jaksa karir yang bekerja pada tim penasihat khusus Jack Smith adalah pertanda terbaru pergolakan di dalam Departemen Kehakiman dan konsisten dengan tekad pemerintah untuk membersihkan pemerintah dari para pekerja yang dianggap tidak loyal kepada presiden.

Langkah yang melanggar norma ini, menyusul pengalihan tugas beberapa pejabat karir senior di berbagai divisi, dilakukan meskipun para jaksa penuntut menurut tradisi seharusnya tetap dipekerjakan di departemen tersebut selama pemerintahan presiden dan tidak dihukum karena keterlibatan mereka dalam investigasi yang sensitif. Pemecatan ini berlaku efektif dengan segera.

“Hari ini, Pelaksana Tugas Jaksa Agung James McHenry memberhentikan sejumlah pejabat DOJ yang berperan penting dalam penuntutan terhadap Presiden Trump,” demikian pernyataan dari pejabat Departemen Kehakiman.

Bendera Amerika berkibar di luar Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington, AS, 15 Desember 2020. (Foto: REUTERS/Al Drago)
Bendera Amerika berkibar di luar Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington, AS, 15 Desember 2020. (Foto: REUTERS/Al Drago)

“Mengingat tindakan mereka, Pelaksana Tugas Jaksa Agung tidak mempercayai para pejabat ini untuk membantu melaksanakan dengan setia agenda Presiden. Tindakan ini konsisten dengan misi untuk tidak lagi memanfaatkan pemerintah sebagai senjata.”

Belum jelas jaksa mana saja yang terkena dampak dari perintah tersebut, atau berapa banyak yang bertugas menyelidiki Trump masih bekerja di departemen tersebut ketika Trump mulai menjabat minggu lalu. Juga belum jelas berapa banyak jaksa yang dipecat ingin menentang pemecatan tersebut dengan berargumen bahwa departemen itu telah mengesampingkan perlindungan pegawai negeri yang diberikan kepada pegawai federal.

Tindakan tersebut merupakan upaya terbaru untuk membalikkan keadaan dalam penyelidikan kriminal yang selama bertahun-tahun membayangi Trump, yang menghasilkan sejumlah dakwaan terpisah dan tidak pernah disidangkan serta pada akhirnya dicampakkan.

Pada hari pertamanya menjabat, Trump mengeluarkan pengampunan dan pengurangan hukuman bagi 1.500 lebih pendukungnya yang didakwa dalam kerusuhan 6 Januari di Gedung Kongres Amerika. Tindakan ini merupakan sebuah grasi besar-besaran yang menguntungkan bahkan bagi mereka yang dinyatakan bersalah atas serangan kekerasan terhadap polisi, serta para pemimpin kelompok ekstremis sayap kanan yang dinyatakan bersalah atas plot yang gagal untuk mempertahankan kekuasaan Presiden Partai Republik ini.

Trump telah lama berusaha untuk mengendalikan Departemen Kehakiman yang menyelidikinya selama masa jabatan pertamanya dan juga selama empat tahun terakhir di bawah mantan Jaksa Agung Merrick Garland. Dia sebelumnya berulang kali mengatakan bahwa dia mengharapkan kesetiaan dari komunitas penegak hukum yang dilatih untuk mengedepankan fakta, bukti, dan hukum daripada politik.

Dia telah menempatkan sekutu dekatnya di posisi-posisi tingkat tinggi, termasuk rencana mengganti direktur FBI yang pertamanya ditunjuknya, Christopher Wray, dengan pengikutnya yang setia, Kash Patel. Pilihan Trump untuk jaksa agung, Pam Bondi, pada sidang konfirmasinya bulan ini mengatakan bahwa ia tidak akan bermain politik tetapi tidak mengesampingkan potensi penyelidikan terhadap musuh-musuh Trump seperti Smith.

Smith mengundurkan diri dari departemen tersebut awal bulan ini setelah menyerahkan laporan dua jilid mengenai dua investigasi atas upaya Trump untuk membatalkan pemilihan presiden 2020 dan penimbunan dokumen-dokumen rahasia di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida. Setidaknya satu anggota kunci lain dari tim tersebut, Jay Bratt, juga telah pensiun dari departemen tersebut bulan ini setelah menjabat sebagai jaksa penuntut utama dalam kasus dokumen rahasia tersebut.

Baik kasus campur tangan pemilu maupun penuntutan dokumen rahasia ditbatalkan oleh tim Smith setelah kemenangan Trump sebagai presiden pada bulan November, sesuai dengan kebijakan Departemen Kehakiman yang sudah berlangsung lama.

Pemecatan tersebut pertama kali dilaporkan oleh jaringan televisi Fox News. [my/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG