Para pengunjuk rasa anti-rasisme jumlahnya jauh melebihi segelintir pendukung supremasi kulit putih yang berdemonstrasi di seberang Gedung Putih hari Minggu (12/8), sementara polisi menjaga agar kedua kubu berjauhan.
Polisi menerapkan batas aman di Lafayette Square Washington DC untuk mencegah insiden tahun lalu di Charlottesville, Virginia yang bergulir menjadi kekerasan. Seorang laki-laki yang mengaku Nazi menabrak hingga tewas seorang pemrotes tandingan Heather Heyer yang berusia 32 tahun.
Tapi sebagian besar kemarahan hari Minggu muncul dalam bentuk caci maki, teriakan, dan poster-poster yang ditujukan pada sekelompok kecil pendukung supremasi kulit putih. Penyelenggara menyebutnya sebagai "protes hak-hak sipil kulit putih."
Banyak dari warga supremasi kulit putih yang hadir menyembunyikan wajah mereka di balik bendera dan bandana dan menolak berbicara kepada wartawan.
Penyelenggaranya, Jason Kessler, mengatakan gerakan hak-hak kulit putih tidak bisa dikaitkan dengan "kebencian, kekerasan dan penindasan."
Para pemrotes tandingan mengatakan fasisme harus ditentang dan bahwa AS adalah negara bagi semua orang, bukan segelintir saja.
Presiden Donald Trump menyerukan persatuan lewat Twitter hari Sabtu, mengatakan "Kita harus bersatu sebagai bangsa, saya mengecam segala bentuk rasisme dan aksi kekerasan. Damai bagi SELURUH rakyat AS!"
Trump menambahkan bahwa dia telah "berjuang" untuk meningkatkan kehidupan minoritas dan berjanji, "Saya tidak akan pernah berhenti berjuang bagi SELURUH rakyat AS!" [vm/al]