Demonstran terjebak di dalam masjid beberapa jam setelah demonstrasi “Hari Kemarahan”, yang menurut Ikhwanul Muslimin akan terus dilangsungkan hingga presiden terguling Mohammed Morsi dikembalikan pada jabatannya.
Kekacauan pecah di Mesir, termasuk di Kairo dimana selepas sholat Jum’at para pendukung Morsi kembali turun ke jalan, dalam demonstrasi yang dijuluki sebagai “Hari Kemarahan”. Hampir seratus orang di seluruh Mesir tewas dalam demonstrasi berdarah tersebut.
Demonstrasi ini memicu bentrokan antara pendukung Morsi dan pasukan keamanan. Warga sipil bersenjata juga melawan para demonstran, memicu meluasnya bentrokan meluas ke seluruh negara itu.
Petugas-petugas kesehatan mengatakan sebagian besar korban tewas di dan sekitar Lapangan Ramses Kairo. Beberapa saksi mata mengatakan melihat mayat-mayat di dalam masjid yang telah menjadi kamar mayat sementara. Beberapa polisi juga tewas.
Polisi menawarkan untuk mengevakuasi demonstran perempuan dari Mesjid al-Fatah yang terletak di Lapangan Ramses Kairo, tetapi bersikeras akan tetap menginterogasi demonstran laki-laki. Para demonstran menolak tawaran itu memicu meningkatnya ketegangan.
Kedua pihak saling tuduh telah melepaskan tembakan, meskipun pasukan keamanan mengatakan “elemen-elemen bersenjata” di dalam masjid yang menembaki mereka. Demonstran mengatakan justru personil keamanan yang menyerang.
Masjid al-Fatah telah menjadi rumah sakit dan kamar mayat sementara pasca bentrokan mematikan hari Jum’at.
Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Iskandariah, Fayoum, Suez, Ismailia, Tanta dan El Arish.
Video memperlihatkan warga melempari pendukung Ikhwanul Muslimin dengan batu, demikian pula beberapa warga Mesir berpakaian biasa yang saling melepaskan tembakan satu sama lain dalam pertempuran di jalan-jalan. Ikhwanul Muslimin mengatakan pesawat militer melepaskan tembakan ke arah demonstran.
Kementeri Dalam Negeri Mesir hari Sabtu mengatakan dalam demonstrasi di seluruh negara itu pada hari Jum’at, polisi telah menangkap lebih dari seribu orang yang diduga pendukung Ikhwanul Muslimin.
Amnesti Internasional mendesak penyelidikan independen atas pertumpahan darah di Mesir. Kelompok HAM yang berbasis di London itu mengatakan tanggapan pemerintah terhadap demonstrasi itu “sangat tidak proporsional”.
Jum’at pagi media pemerintah Mesir mengingatkan orang untuk tidak berada di jalan-jalan di Kairo karena akan dilakukan operasi untuk menghadang “unsur-unsur teroris”.
Dua senator berpengaruh di Amerika – John McCain dan Lindsey Graham – hari Jum’at mendesak Presiden Barack Obama untuk membekukan seluruh bantuan bagi Mesir. Amerika memberi bantuan sekitar 1,3 milyar dolar kepada Mesir setiap tahun.
Presiden Obama hari Kamis telah membatalkan latihan militer dengan Mesir yang sedianya dilaksanakan pertengahan September mendatang. Ia mengatakan kerjasama tradisional tidak dapat dilanjutkan di saat warga sipil tewas di jalan-jalan.
Kekacauan pecah di Mesir, termasuk di Kairo dimana selepas sholat Jum’at para pendukung Morsi kembali turun ke jalan, dalam demonstrasi yang dijuluki sebagai “Hari Kemarahan”. Hampir seratus orang di seluruh Mesir tewas dalam demonstrasi berdarah tersebut.
Demonstrasi ini memicu bentrokan antara pendukung Morsi dan pasukan keamanan. Warga sipil bersenjata juga melawan para demonstran, memicu meluasnya bentrokan meluas ke seluruh negara itu.
Petugas-petugas kesehatan mengatakan sebagian besar korban tewas di dan sekitar Lapangan Ramses Kairo. Beberapa saksi mata mengatakan melihat mayat-mayat di dalam masjid yang telah menjadi kamar mayat sementara. Beberapa polisi juga tewas.
Polisi menawarkan untuk mengevakuasi demonstran perempuan dari Mesjid al-Fatah yang terletak di Lapangan Ramses Kairo, tetapi bersikeras akan tetap menginterogasi demonstran laki-laki. Para demonstran menolak tawaran itu memicu meningkatnya ketegangan.
Kedua pihak saling tuduh telah melepaskan tembakan, meskipun pasukan keamanan mengatakan “elemen-elemen bersenjata” di dalam masjid yang menembaki mereka. Demonstran mengatakan justru personil keamanan yang menyerang.
Masjid al-Fatah telah menjadi rumah sakit dan kamar mayat sementara pasca bentrokan mematikan hari Jum’at.
Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Iskandariah, Fayoum, Suez, Ismailia, Tanta dan El Arish.
Video memperlihatkan warga melempari pendukung Ikhwanul Muslimin dengan batu, demikian pula beberapa warga Mesir berpakaian biasa yang saling melepaskan tembakan satu sama lain dalam pertempuran di jalan-jalan. Ikhwanul Muslimin mengatakan pesawat militer melepaskan tembakan ke arah demonstran.
Kementeri Dalam Negeri Mesir hari Sabtu mengatakan dalam demonstrasi di seluruh negara itu pada hari Jum’at, polisi telah menangkap lebih dari seribu orang yang diduga pendukung Ikhwanul Muslimin.
Amnesti Internasional mendesak penyelidikan independen atas pertumpahan darah di Mesir. Kelompok HAM yang berbasis di London itu mengatakan tanggapan pemerintah terhadap demonstrasi itu “sangat tidak proporsional”.
Jum’at pagi media pemerintah Mesir mengingatkan orang untuk tidak berada di jalan-jalan di Kairo karena akan dilakukan operasi untuk menghadang “unsur-unsur teroris”.
Dua senator berpengaruh di Amerika – John McCain dan Lindsey Graham – hari Jum’at mendesak Presiden Barack Obama untuk membekukan seluruh bantuan bagi Mesir. Amerika memberi bantuan sekitar 1,3 milyar dolar kepada Mesir setiap tahun.
Presiden Obama hari Kamis telah membatalkan latihan militer dengan Mesir yang sedianya dilaksanakan pertengahan September mendatang. Ia mengatakan kerjasama tradisional tidak dapat dilanjutkan di saat warga sipil tewas di jalan-jalan.