Beberapa ratus mahasiswa dan aktivis politik berunjuk rasa di pusat kota Mexico City pada hari Minggu untuk menuntut pihak berwenang mencari tahu apa yang terjadi pada 43 mahasiswa keguruan yang hilang pada tahun 2014.
Polisi di kota Iguala, Meksiko Selatan, menyerahkan para mahasiswa itu kepada para anggota geng narkoba, yang konon membunuh mereka dan membakar tubuh mereka karena percaya bahwa mereka bekerja untuk kelompok kejahatan saingan mereka.
Para pengunjuk rasa yang membawa foto para pemuda meneriakkan slogan-slogan seperti “Di mana mereka?”
Mereka juga memegang plakat dan spanduk bertuliskan “Sampai Kami Menemukan Mereka!” Namun, tujuh tahun setelah penculikan massal pada 26 September 2014, penemuan bukti nyata mengenai nasib para mahasiswa itu sangat lamban.
Angel Carlos Sanchez, seorang penulis, yang ikut berunjuk rasa mengatakan, “Saya mendukung seruan yang dibuat beberapa tahun lalu oleh orang tua bahwa para mahasiswa itu tidak boleh dikatakan telah meninggal sampai ada penyelidikan nyata untuk membuktikannya, bukti bahwa para mahasiswa benar-benar telah dibakar.”
Omar Gómez Trejo, penyelidik utama dalam kasus tersebut, mengatakan pekan lalu bahwa potongan-potongan tulang yang ditemukan di dekat tempat pembuangan sampah di dekat Iguala telah cocok dengan tiga dari 43 mahasiswa yang hilang.
Tidak seperti penyelidikan sebelumnya yang sekarang ini diragukan karena adanya tuduhan bahwa tersangka disiksa dan bukti-bukti tidak ditangani dengan benar, Gómez Trejo mengatakan, jenazah para mahasiswa kemungkinan tersebar di beberapa tempat dan tidak semuanya dibakar di tempat pembuangan sampah.
Pakar forensik telah menolak kesimpulan yang dicapai di bawah pemerintahan sebelumnya bahwa hampir semua mahasiswa dibunuh dan dibakar di tempat pembuangan sampah.
Para ahli mengatakan tidak ada bukti kebakaran di lokasi yang cukup besar untuk membakar 43 mahasiswa tersebut. [lt/uh]