Demonstrasi anti-pemerintah Thailand bentrok dengan polisi anti-huru-hara yang berusaha membersihkan tempat-tempat protes di tengah kota Bangkok, Selasa (18/2), menewaskan sedikitnya tiga orang dan 60 lainnya luka-luka dari kedua belah pihak.
Kepala Keamanan Nasional, Paradon Patthanathabut, mengatakan seorang polisi tertembak pada bagian kepalanya ketika bentrokan terjadi dekat Wisma Pemerintah.
Gas air mata, tembakan senjata api dan ledakan terdengar dalam bentrokan itu. Kedua pihak tampaknya menggunakan senjata. Kekerasan itu terjadi ketika polisi berusaha membersihkan beberapa kamp pengunjuk rasa yang mencoba menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra
Di tempat lain, para pejabat keamanan mengatakan kira-kira 100 orang ditahan dalam operasi polisi untuk mengambil-alih tempat protes di gedung Kementerian Energi. Tidak ada bentrokan dilaporkan.
Polisi mengatakan para demonstran yang melanggar keadaan darurat, tapi telah berjanji tidak menggunakan kekerasan dalam membubarkan protes. Para pemimpin protes tetap mengatakan protes mereka damai dan tidak membawa senjata.
Beberapa jam setelah bentrokan itu, Yingluck mengalami kemunduran ketika Komisi Anti Korupsi Nasional mengumumkan dakwaan terhadap dirinya.
Menurut komisi tersebut, perdana menteri menyadari adanya korupsi dalam rencana pembelian beras nasional, tetapi program itu tetap dilanjutkan. Komisi Anti Korupsi Nasional memerintahkannya untuk menghadapi dakwaan itu pada tanggal 27 Februari.
Sejak tahun lalu, demonstran oposisi telah menduduki kompleks-kompleks pemerintah dan persimpangan penting di Bangkok, dalam usaha untuk menggulingkan pemerintah.
Sedikitnya 10 orang telah tewas sejak November dalam rentetan bentrokan kecil-kecilan dan serangan terhadap demonstran. Ini adalah kekerasan politik paling buruk Thailand sejak 2010.
Kepala Keamanan Nasional, Paradon Patthanathabut, mengatakan seorang polisi tertembak pada bagian kepalanya ketika bentrokan terjadi dekat Wisma Pemerintah.
Gas air mata, tembakan senjata api dan ledakan terdengar dalam bentrokan itu. Kedua pihak tampaknya menggunakan senjata. Kekerasan itu terjadi ketika polisi berusaha membersihkan beberapa kamp pengunjuk rasa yang mencoba menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra
Di tempat lain, para pejabat keamanan mengatakan kira-kira 100 orang ditahan dalam operasi polisi untuk mengambil-alih tempat protes di gedung Kementerian Energi. Tidak ada bentrokan dilaporkan.
Polisi mengatakan para demonstran yang melanggar keadaan darurat, tapi telah berjanji tidak menggunakan kekerasan dalam membubarkan protes. Para pemimpin protes tetap mengatakan protes mereka damai dan tidak membawa senjata.
Beberapa jam setelah bentrokan itu, Yingluck mengalami kemunduran ketika Komisi Anti Korupsi Nasional mengumumkan dakwaan terhadap dirinya.
Menurut komisi tersebut, perdana menteri menyadari adanya korupsi dalam rencana pembelian beras nasional, tetapi program itu tetap dilanjutkan. Komisi Anti Korupsi Nasional memerintahkannya untuk menghadapi dakwaan itu pada tanggal 27 Februari.
Sejak tahun lalu, demonstran oposisi telah menduduki kompleks-kompleks pemerintah dan persimpangan penting di Bangkok, dalam usaha untuk menggulingkan pemerintah.
Sedikitnya 10 orang telah tewas sejak November dalam rentetan bentrokan kecil-kecilan dan serangan terhadap demonstran. Ini adalah kekerasan politik paling buruk Thailand sejak 2010.
