Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan lawannya dari Partai Republik Donald Trump akan bertemu di Las Vegas, Nevada, Rabu malam (19/10), dalam debat presiden ketiga dan terakhir mereka.
Trump masih terus berada di belakang Clinton dalam jajak pendapat publik dan debat Rabu ini mungkin menjadi kesempatan terakhirnya untuk mengubah posisi itu sebelum pemilihan presiden berlangsung tiga minggu lagi.
Debat terakhir ini dipandang sangat penting untuk Trump, yang berada di belakang Clinton dengan rata-rata 6 persen dalam jajak-jajak pendapat nasional terakhir.
Trump terus memperingatkan para pendukungnya bahwa mereka berjuang melawan mesin politik Clinton dan media yang bias.
"Ini adalah sebuah sistem yang dicurangi, teman-teman, tapi kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi," ujarnya.
Bahkan sebagian anggota Partai Republik telah menolak klaim Trump.
Trump juga telah mengecam pernyataan sejumlah perempuan yang menuduhnya melakukan serangan seksual.
"Ini adalah kebohongan yang didorong oleh media dan kampanye Clinton yang berusaha mempertahankan cengkeraman mereka pada negara kita. Tuduhan itu semua palsu. Tuduhan itu benar-benar diciptakan, fiksi, semua 100 persen, dan sepenuhnya dibuat-buat," katanya.
Clinton berkutat dengan persiapan debat selama beberapa hari terakhir. Meskipun kontroversi mengenai emailnya masih terus menggema, dia telah berusaha agar kampanyenya fokus pada isu-isu yang penting.
"Nomor satu, kita harus membuat perekonomian bermanfaat untuk semua orang, bukan hanya orang-orang kaya, dan kita bisa melakukan ini!" ujarnya.
Posisi Trump dalam beberapa jajak pendapat merosot setelah muncul video rekaman pembicaraan cabul dan tuduhan dari beberapa perempuan, kata analis Tom DeFrank dari National Journal.
"Ini bukan perilaku yang akan menyenangkan kelompok perempuan kulit putih berpendidikan tinggi. Padahal dia membutuhkan mereka," ujarnya.
Trump dan Clinton sepertinya memiliki pendekatan yang berbeda untuk debat terakhir ini, kata ahli strategi Partai Republik John Feehery.
"Saya pikir Hillary akan bermain aman karena saya rasa dia yakin dia memimpin. Saya kira Trump akan melakukan segalanya karena dia percaya bahwa dia harus mengejar ketertinggalannya dan menyerang Hillary," ujarnya.
fokus pada yang disebut swing states, yakni beberapa negara bagian di mana kedua partai politik memiliki tingkat dukungan seimbang di antara pemilih, yang bisa menentukan hasil pemilu. [as/lt]